The Truth

28 6 4
                                    

Gelap sudah semakin menutup di seluruh cakrawala, ketika tidak satupun dari suara alam yang terdengar saling bersahutan di seluruh permukaan bumi. Yang membuat seluruh umat manusia, kini sudah semakin ketakutan dengan munculnya awan gelap yang terlihat begitu berat menutup cahaya sang mentari. Ketika ketenangan mereka rasakan hanya sekejap, setelah kelelawar yang sudah menyerang selama beberapa hari hancur begitu saja.

"Apa yang terjadi? Kenapa langit menjadi semakin gelap?"

Tidak terkecuali wilayah Arktik yang sejak para ksatria itu datang, memang sedang mengalami malam sangat panjang setiap musim dingin datang. Hingga suara pelan Josiah terdengar begitu lantang, ketika dia serta ke lima adiknya baru saja selesai memulihkan energi mereka.

"Auroranya juga menghilang, kak. Langit sudah tertutup oleh awan hitam"

"Lalu matahari di mana?"

"Sial. Itu artinya Helios telah pergi"

"Dia sudah mengalahkan Zeus, cepat kalian ke Gunung Olympus. Dewi Agung juga kini sudah di sekap bersama seluruh dewa dewi yang berada di sana, mereka saat ini hanya bisa menunggu kalian"

Geo yang kali ini muncul dengan tiba-tiba, mampu mengejutkan mereka. Apalagi pria itu ternyata datang membawa kabar buruk tentang kekalahan Zeus, serta kabar buruk lainnya di Olympus.

"Ge, apa kau yakin?"

"Cepatlah, jangan banyak tanya. Dia juga menutup seluruh permukaan bumi dengan awan hitam menggunakan petir Zeus serta menyuruh Helios pergi dari bumi"

Yang mana, tampak jelas raut kecemasan pada wajah tampan Geo, membuat mereka akhirnya ikut merasa khawatir pada para dewa dewi yang ada di Olympus, terutama para manusia tentunya. Bagaimana nanti nasib mereka jika Igor sudah menguasai seluruh dunia?

"Bagaimana dengan Sang Luna?"

"Tenanglah. Ibu masih aman di Antartika bersama orang tua kalian yang lain. Ibu juga sedang berusaha menahan petir serta awan hitam Zeus bersama ke lima kakak beradik Guiza"

"Ayo, aku akan menemani kalian"

"Dewa Hermes, kau juga datang?"

Mereka juga sangat terkejut ketika melihat sosok dewa perjalanan yang beberapa hari lalu sudah mengantar mereka menuju ke Antartika, kini ternyata juga telah memilih untuk datang serta membantu mereka.

"Geo sudah bilang sama kalian untuk tidak banyak bertanya. Ayo, tidak ada dewa atau dewi yang tersisa kecuali aku, Geo dan juga Luna"

"Baiklah, dewa. Kalian semua siap?"

"Siap, Kak Jo"

Suara lima ksatria yang lain kini terdengar di telinga mereka, saat mereka menjawab pertanyaan yang di ucapkan sang kakak tertua secara serempak.

"Simpan tenaga kalian untuk menghadapi Igor. Biar aku yang menahan petir-petir itu"

Karena kalimat yang sudah di katakan oleh sang dewa, mereka sudah merubah wujud menjadi makhluk cantik. Dan dengan cepat mereka melesat menuju ke Yunani, dengan bantuan Hermes yang telah terus berusaha untuk menangkis petir-petir yang hendak mengenai tubuh mereka.

*****

Sedangkan di Antartika, Sang Luna sudah berada di sana bersama dengan lima kakak beradik Guiza, bahu membahu menahan awan gelap pekat agar tidak bisa menutup langit di sana. Setelah Geo menuju ke arah utara, saat dewa matahari pergi begitu saja.

"Janiece, Hubert dan Kellan, kalian bertiga tahan awan hitam ini. Aku akan membuat pelindung untuk para orang tua ksatriaku"

"Baik, dewi"

To Be Or Not To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang