Secret Reunion

23 6 0
                                    

Ketika canda tawa riang sudah mengalun indah pada telinga masing-masing semua yang berada di ruang keluarga itu, enam putra Sang Luna lebih memilih masuk ke dalam semua ruangan yang dulu pernah mereka gunakan untuk bercanda, tertawa serta menangis bersama, sekedar untuk mengenang dan mengikhlaskan semua hal yang berada di tempat ini.

Lukisan-lukisan indah sebagai pajangan di dinding kamar hasil karya seni yang tertua di antara mereka, ranjang empuk di kamar pribadi mereka hingga sampai di peralatan masak di dapur serta semua isi apartemen mereka. Mereka semua berjalan mengitari seluruh ruangan di dalam unit apartemen mereka, tanpa berusaha terlihat oleh para manusia yang sekarang ini sedang duduk di ruang keluarga sembari sarapan seperti biasa.

"Kak Jo, boleh aku ambil ini?"

"Jangan Shiryu, Dhawn pasti akan mencari barang kesayangannya. Tak masalah kalau dia tak menuduh Shawn. Tapi jika iya?"

Sungguh Josiah paham, ketika Shawn ingin mengambil topi hitam kesayangan Dhawn. Tapi sebagai yang tertua dia harus bersikap tegas pada semua adiknya, karena yang di inginkan Shiryu bisa menimbulkan sebuah pertengkaran di antara semua putra orang tua mereka.

"Sebaiknya jangan mengambil apapun dari sini. Kita cukup mengenang semuanya saja. Kita juga bisa datang ke sini setiap kali kita merindukan mereka"

"Kak Sheya benar, Shiryu. Meski kita tidak bisa lagi memeluk mereka, kita tetap bisa melihat mereka dari jauh"

Dengan berat hati, Shiryu meletakkan topi itu kembali di tempat semula. Sungguh dia sangat ingin membawa topi itu dengannya, tapi yang di katakan oleh ke dua kakaknya memang hal yang benar.

"Sudah jangan sedih. Kita masih ada sedikit waktu di sini. Ayo kita ke sana saja sampai puas sebelum pergi dari sini"

Yang termuda akhirnya mengangguk oleh bujuk rayu sang kakak dengan suara berat miliknya, mereka berdua berjalan ke arah ruang keluarga dengan telapak besar sang kakak yang menggenggam tangannya erat. Selain itu, Zeus juga telah memberi mereka ijin tinggal di bumi setidaknya sampai satu bulan ke depan.

"Kak, lihat ini"

Namun sebelum mereka berdua sampai di ruang keluarga, suara milik Kelby sungguh mengejutkan mereka dari arah kamar sang kakak tertua. Hingga mereka memilih lebih dulu masuk dalam kamar milik Josiah yang bersamaan dengan ke tiga saudara mereka yang lain.

"Kenapa, By?"

"Lihatlah ini"

Hanya itu yang bisa sang pemuda jangkung katakan, sembari menunjukkan album foto yang berada di tangannya. Dan sungguh itu sangat membuat enam putra Luna terkejut, setelah mereka melihat salah satu foto yang berada di dalam album itu.

"Kita ambil saja yang itu. Ayo kita cari lagi. Mungkin masih ada yang lain"

"Yang di sini cuma ini, Ga. Coba deh kalian lihat di kamar yang lain"

Bagaimana mereka tidak kaget? Jika masih terdapat satu foto masa kecil Josiah dalam salah satu halaman album foto yang masih dirinya sendiri, ketika foto lainnya di setiap dinding apartemen telah berganti wajah ke enam putra orang tua mereka. Hingga para putra Luna itu segera keluar ke arah kamar milik mereka yang lain, dan segera kembali saat mereka tidak menemukan satupun hal atau barang yang mencurigakan di dalam kamar-kamar itu.

"Bagaimana Kak Jo?"

"Tidak ada apapun, Ga. Kalian gimana?"

Dan empat adiknya hanya menggelengkan kepala, saat yang tertua bertanya dan juga menatap ke arah mereka. Di antara mimik wajah mereka yang penuh oleh kejujuran, karena memang tidak satupun dari mereka yang menemukan apapun.

To Be Or Not To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang