Suara menggelegar terdengar di cakrawala ketika sunyi berganti dengan tangisan sang langit malam, mengguyur juga membasahi seluruh tubuh sang dewa bumi yang masih terkurung dalam kegelapan. Sedang sosok besar itu sungguh sangat ingin menghindar dari tatapan lembut manik yang sudah dia kenali dengan sangat baik.
Hanya saja dia di paksa untuk terus berada di tempatnya demi meringankan beban di pundaknya, yang telah semakin membuat dirinya ingin menyerah. Tapi bukankah itu hanyalah pilihan bodoh dari seorang putra seperti dirinya? Seorang putra yang sudah melupakan kasih sayang paling tulus milik ayah dan ibunya.
"Keluarkan semua tahanan kita!"
"Untuk apa Raja Big?"
"Berani sekali kau menanyakan perintah rajamu? Asal kau tahu, aku sudah merasa tertipu olehmu"
"Ampun, Raja Big. Kenapa anda berpikir seperti itu?"
"Bawa mereka atau aku juga akan segera memancung kepalamu. Sial. Harusnya kau bilang lebih awal tentang rencanamu itu padaku"
"Maksud anda?"
"Kenapa kau masih bertanya, Kronos? Saat ini mereka telah mati, jadi sekarang giliran Zeus dan dewa yang lainnya. Bukankah itu tujuanmu? Kemudian aku tinggal memberi kekuatanku ini padamu. Bukankah itu hal yang mudah? Setelah itu, aku akan segera pergi dari sini. Ah, aku benar-benar benci tempat ini"
"Anda tidak suka di sini?"
"Dasar tua bangka bodoh! Apa masih harus aku jelaskan lagi?"
Sungguh Kronos dan pengikutnya sempat di buat kebingungan karena tingkah serta sikap putra Sang Luna. Yang mana, mereka mengira bahwa putra itu telah menjadi dia yang sebenarnya setelah melihat amarah putra itu. Tapi sedetik kemudian dia sudah kembali menjadi bayi gorila besar bodoh, setidaknya bagi mereka.
"Kenapa masih di sini, Kronos. Apa kau tak tahu aku sudah kedinginan di sini?"
"Baik, Raja Big. Cepat patuhi perintah raja. Bawa mereka kemari"
*****
Flashback on
"Apa yang salah dengan sebuah pelukan?"
Dia berjalan dengan jantung yang berdetak begitu acak dan berantakan, membuatnya tidak bisa memahami arti dari detakan itu. Apakah hanya sebuah rasa sakit atau cinta sekaligus juga kerinduan?
Yang ketika dia memeluk tubuh keduanya, dia merasakan sesuatu memukul hatinya begitu keras. Dia sesak. Dia tidak sanggup meraih udara segar ketika dia merasakan lembut telapak tangan sang wanita, yang sudah mengelus dan menggenggam telapak tangannya sangat erat di dalam dekapan hangat tubuh wanita mungil itu.
"Ayah, ibu. Tolong kalian jangan melepas tangan kami"
Sebuah suara menyadarkan pikiran putra itu, dia ingat kalimat itu. Dia ingat ketika mengatakannya sebagai Kelby, dia sudah mengingat dirinya yang terbagi menjadi enam tubuh. Yang juga membuat seluruh memori telah kembali pada sang pemilik, dan membuat dirinya menangis tertahan pada pundak masing-masing kedua orang tuanya. Hangat dakapan keduanya yang telah mengembalikan memorinya.
"Ampuni putramu, ibu"
"Ampuni putramu, ayah"
Hanya dua kalimat itu yang dengan begitu pelan bisa dia ucapkan, kemudian dia juga menukar tubuh orang tuanya dengan tubuh dua prajurit yang juga berada serta berdiri di tempat eksekusi itu, setelah itu dia juga membungkam mulut-mulut kedua prajurit yang sudah di serupakan lebih dulu dengan orang tuanya, menggunakan kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Or Not To Be
FantasyPerjalanan mencari jati diri dari enam ksatria bulan yang di hapus ingatannya dan buang oleh dewi bulan ke bumi menjadi enam manusia biasa, karena kemarahan sang dewi atas kesalahan yang tidak mereka mengerti dari titah sang dewi. Mereka harus menca...