Awakening

16 6 0
                                    

"Ampuni kami yang tak mengenali kalian"

Mereka sungguh terkejut saat Leonard dan Guiza telah berlutut di depan mereka, saat mereka memasuki rumah itu dan merubah wujud mereka. Sedang dua pria itu merasa begitu segan di depan enam pemuda yang selama ini selalu mereka kenal sebagai The Moon Warriors, yang ternyata adalah putra dari Sang Luna sendiri.

"Berdirilah. Jangan seperti ini pada kami. Karena kalian juga orang tua kami semua"

"Mohon ampun. Kami tak bisa melakukan itu. Bukan karena kalian adalah putra Sang Luna. Tapi kalian adalah penyelamat kami. Kalian adalah penyelamat untuk penghuni Olympus juga bagi para manusia di bumi"

"Baiklah, jika itu keinginan kalian berdua. Aku tinggal menuruti saja"

Yang setelah mengatakan itu, putra tertua Sang Luna memilih duduk di lantai yang di ikuti oleh lima adiknya. Dan membuat dua pria itu merasa jika yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan.

"Mohon kalian ampuni kami. Baiklah, kami akan berdiri. Tapi mohon jelaskan maksud dari kedatangan kalian"

Dengan memelankan suara, salah satu dari mereka menjelaskan seluruh maksud serta tujuan mereka mendatangi Guiza dan juga Leonard. Yang hanya mendapat anggukkan kepala kedua pria itu, sebagai tanda bahwa mereka mengerti maksud putra Sang Luna.

"Kalian mengerti?"

"Kami mengerti. Tapi......?"

"Cukup bantu kami"

Setelah mengatakan itu, Sheya mengubah wujudnya kembali menjadi Helios. Lalu dia membuat tubuhnya sendiri seakan baru di hajar oleh putra Luna serta memberikan dua telapak tangannya untuk di ikat oleh Guiza.

"Kenapa diam? Ini perintah!"

Tegasnya, hingga Guiza terpaksa mengikat dua pergelangan tangan sosok yang begitu dia segani. Yang setelah itu mereka segera bergegas menuju istana Olympus, dengan keberuntungan bahwa Kronos juga sedang berada di dalam aula utama istana.

"Mau apa rakyat kecil seperti kalian datang kemari? Helios juga kenapa dia sampai ada di tangan kalian?"

"Kami datang hanya untuk menukar Helios dengan Sang Luna, kami berjanji tak akan mengganggu kalian setelah itu"

"Memangnya Selene mau kalian apakan?"

"Itu urusan kami"

"Ah, kebetulan kalian ada di sini. Aku akan berbaik hati. Jadi kalian bisa melihat yang akan terjadi nanti. Panggil Selene kemari"

Pria tua itu berteriak dengan lantang, agar para penjaga yang ada di aula utama dapat mendengar serta melaksanakan perintah darinya. Dan dia sangat senang saat semua prajurit Zeus mematuhi perintahnya.

"Serahkan Sang Luna pada kami saja. Kami tidak butuh pertunjukkanmu"

"Bersabarlah, anakku. Anak muda seperti kalian memang harus bisa bersikap tegas. Tapi kalian tetap tak boleh melawan pada yang lebih tua dari kalian. Lihat itu, Sang Luna sudah datang"

Namun sebelum sempat mereka menjawab kalimat dari Kronos, sang ibu telah terlihat berjalan dari arah pintu masuk aula istana, bersama dengan sesosok wanita yang saat ini telah mereka yakini adalah sosok nenek mereka sendiri, Theia.

"Di mana putraku, bajingan?"

"Ah, lihat itu. Iblis tersayangku juga sudah datang. Sabarlah dan lihat ini. Mereka ada di sini. Tenanglah, aku akan mengeluarkan mereka sebentar lagi"

"Aku tidak akan memaafkanmu, kalau kau sampai berani menyakiti mereka. Aku janji akan memburumu meski nanti yang tersisa dari diriku hanya rohku"

Sedang putranya yang mendengar kalimat sang ayah, mereka sungguh sangat marah sekaligus terluka. Sungguh mereka semua merasa sudah menjadi bodoh, setelah hari kemarin meragukan kasih sayang dari sang ayah. Tapi bukankah saat ini mereka tidak bisa melakukan apapun demi keselamatan ayah mereka?

To Be Or Not To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang