Choices

29 5 0
                                    

Hari berganti ketika para ksatria bulan itu memutuskan untuk lebih dulu menjemput semua manusia, orang tua mereka. Untuk memberi waktu pada sang ayah, berbicara tentang keputusan yang telah di buat pada ibu mereka. Karena mereka telah mengerti jika mereka harus ikhlas pada keputusan sang ayah, agar hati dan pikiran sang ayah tidak terus terbebani oleh kesalahan serta dosanya di masa lalu.

"Maaf, kami sedikit terlambat"

Suara Josiah membangunkan semua orang tua yang masih tidur di tempat itu, setelah semalaman mereka semua menunggu sihir Cyra dan Dionizy hilang. Dengan lebih dulu membersihkan seluruh kekacauan di area pesawat juga di sekitar tempat itu, sebelum mereka membangunkan orang tua mereka.

"Puji Tuhan, kalian pulang"

"Mama merindukan kalian"

Empat wanita serta tiga pria yang baru saja terbangun dalam kabin pesawat, kini telah menangis atas kebahagiaan di hati mereka. Setelah mereka melihat dengan jelas, sang putra sudah kembali dengan selamat serta menjemput mereka semua. Hingga mereka merasa enggan untuk melepas rengkuhan lengan mereka di tubuh putra mereka.

"Syukurlah, tidak ada luka sedikitpun di tubuh kalian"

"Kalian sarapan dulu, ya. Setelah sarapan, kita bisa pulang ke Polandia"

"Tapi jangan buat kami tidur lagi?"

"Nggak, papa Khaza yang paling tampan"

"Janji dulu"

"Iya, kami janji. Makan dulu, ya"

*****

Di sisi lain, di neraka. Hiperion juga Kronos kini sengaja mendatangi Hades yang jelas terlihat sangat tidak menyukai kedatangan mereka berdua.

"Kapan kita bergerak?"

"Kenapa kesini? Mereka bisa melihat kita"

"Tenanglah. Erebus dan juga Niks sekarang tengah bahagia di bulan. Cucu mereka juga berada di bumi. Helios berusaha mengecoh pandangan enam putra Selene itu"

"Tapi Zeus? Dia sudah mencurigai aku dan Poseidon"

"Kenapa kau membicarakan putraku yang tidak beradab itu, hah?"

"Aku juga putramu, brengsek. Kalau bukan karena tahta itu, aku tidak sudi bersekutu denganmu"

"Kalimatmu sungguh menyakitiku, anakku. Padahal sebenarnya, aku sudah memiliki niat memberikan tahta itu pada salah satu dari kalian, antara dirimu atau Poseidon. Jadi jangan salahkan aku, kalau nanti aku terpaksa menyerang kalian di saat Zeus sudah di kalahkan"

"Akhirnya kau katakan juga niat busukmu itu. Dengar pak tua, kau tidak akan pernah bisa menipuku"

"Sudahlah, ayo kita pergi saja dari tempat ini. Karena tidak ada gunanya berdebat dengan putramu sendiri"

"Bukankah kau juga ingin membunuh Igor?"

"Ya, aku tahu. Tapi aku masih ingin cucuku. Putra Selene. Kau masih ingat kan mereka seperti apa?"

"Aku yang akan membuat mereka berada di pihakku, pak tua"

"Jangan bermimpi, Hades. Pamanmu lebih berhak atas cucunya. Sudah pasti mereka akan berada di pihak kami"

"Bukankah Paman Hiperion mengusir ibu dan ayah mereka? Kenapa aku meragukan itu ya? Kau tahu kenapa? Karena Zeus dan aku yang membantu mereka tetap hidup. Kau bisa menyimpulkan itu tidak, ayah?"

"Ayolah, kita harus pergi sekarang. Helios tidak bisa melakukan ini terlalu lama"

"Pergilah, ayah. Apa perlu aku antar?"

To Be Or Not To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang