13. Taruhan karena Yujin

11 3 0
                                    

Setelah mereka semua mandi dan berganti pakaian, Joshua dan Mondy bermain ke kamar San dan Wahyu untuk memberi kabar bagus untuknya. Bukannya senang, San malah bersikap acuh pada ucapan mereka. Bahkan, ia sempat memarahi mereka yang tega menjahili Yujin.

"Kak? Kita udah kasih pelajaran ke cewek itu! Gue harap, sebentar lagi dia bakalan keluar dari rumah ini."jelas Joshua antusias.

"Oh."ujar San singkat.

Ketiganya menatap heran San. Apa lagi Joshua yang keheranan hingga bangkit dari tempat ia duduk, kemudian mendekati San.

"Cuma 'oh' doang kak? Lo gak seneng kita berhasil bikin dia kapok?! Bukannya itu yang lo mau ya?!"sungut Joshua. San langsung menoleh kearah adiknya itu.

"Kenapa lo gak minta persetujuan dari gue? Kenapa lo gak kompromi sama gue dulu sebelum bertindak? Apa lo udah gak anggep gue sebagai saudara lo, sampai-sampai lo buat keputusan sama gue? APA ITU ADIL BUAT GUE?!"sungut San sembari meninggikan nadanya di akhir kalimat.

Wahyu dan Mondy sampai cengo melihat San yang tumben sekali memarahi Joshua sampai segitunya.

"Wah wah wah! Tumben banget lo bentak gue sampai segitunya ya, kak? Gue udah nurutin semua keputusan lo, loh?! Jadi, yang gue lakuin itu salah?! Apa kabar lo, yang kemarin-kemarin nyuruh-nyuruh kita buat bikin dia kapok?! Apa lo udah lupa sama tujuan awal lo?!"San terdiam.

"Atau jangan-jangan....lo udah jatuh cinta sama cewek kampung itu?"tebaknya, yang membuat San marah hingga menarik kerah adiknya.

"Sampai kapan pun, gue gak sudi suka sama dia! Jadi, lo gak usah mengasumsi gue sampai kesana! Ngerti?!"Joshua tertawa remeh, kemudian melepaskan tangan San dari kerah bajunya dengan kasar.

"Ok, gue pegang omongan lo. Kita taruhan! Kalau lo beneran sama ucapan lo, gue bakal nurutin perintah lo. Tapi...kalau lo sampai ngelanggar omongan lo, lo yang harus nurutin perintah gue! Deal?"

"Ok, deal!"

"Mereka saksi kita berdua. Kalau lo macem-macem, siap-siap aja lo harus nanggung ucapan lo sendiri! Kalau gitu, gue pamit."setelah mengatakan itu, Joshua langsung keluar.

Wahyu dan Mondy menatap San tak percaya. Sebenarnya, saudaranya itu kenapa tiba-tiba berubah sikap seperti ini?

.....

Di sebuah ruang kelas, empat orang tengah bersendau gurau. Namun tidak dengan satu orang ini yang tengah melamun tanpa sebab. 

"San? Mabar yuk!"

"Ha? Oh, lo aja sono, gue males."begitulah jawabnnya.

San kemudian meletakkan kepalanya pada meja sembari menatap gunung yang terlihat dari jendela kelas.

Bahkan, saat jam pelajaran pun, San masih sempat-sempatnya melamun. Guru yang mengajar pun, tak segan-segan menegur perilaku San. Jika biasanya dia suka menjahili orang, tidak dengan waktu ini. San malah melamun memikirkan sesuatu.

"San? Kamu dengar ibu? San!"

"Hah? Gimana bu?"

"Sekarang ibu hukum! Lari ke lapangan lima putaran! Cepet!"titah beliau.

"Baik bu,"turut San.

.....

Di markas, San dkk berkumpul seperti biasanya. Sekali lagi, San hanya melamun yang membuat Junna geram. Bahkan, kedua saudaranya bingung sendiri terhadap perilaku San.

"Yu? Mon? Saudara lo kenapa sih, dari tadi melamun terus? Pengin gue hajar sumpah!"Junna sudah bangkit dan bersiap memukul San.

"Pukul aja."sontak, kedua saudaranya menatap San tak percaya. Apa-apaan ini? Pikir mereka.

8 Makes 1 Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang