32. BBQ-an

6 2 0
                                    

Malam harinya, mereka benar-benar melakukan BBQ an di halaman belakang rumah mereka. Mereka duduk di tikar yang sudah digelar salah satu dari mereka, atau pun duduk di gazebo sembari menunggu Wahyu dan Mondy membakar daging. Di tengah mereka terduduk, terdapat api unggun untuk membakar daging.

"Oh iya adik-adikku tercinta, gue mau tanya-tanya nih sama kalian mumpung kita udah lengkap. Pertama, gue mau ngobrol sama San si ketua pembuat masalah dulu. Tolong ceritain gimana lo bisa nyuri uang itu, dan apa yang lo lakuin setelah lo kabur?"tanya Harlan sembari memulai percakapan.

San mulai menceritakan alasan ia mencuri, bagaimana ia hidup setelah ia pergi dari rumah disaat hujan yang begitu sangat lebat, bahkan menceritakan siapa itu Bintang. Ia menceritakan semua itu tanpa cela, namun tidak menceritakan orang yang membangkitkan semangatnya akhir-akhir ini karena ia masih malu.

Mereka selalu penasaran siapa sosok gadis itu, namun Joshua yang selalu mencari celah agar mereka tidak mengetahui jika itu adalah asisten mereka, yaitu Yujin.

"Jadi, yang namanya Bintang itu suka ngajakin kalian tawuran?"

"Iya. Ya, demi jaga sekolahan gue, ya gue sama tiga saudara gue relain diri buat ladenin mereka. Kalau gue biarin, yang ada mereka makin gencar buat bikin sekolah gue menderita."terang San.

"Nah, malahan yang waktu itu San tiba-tiba berangkat buru-buru, ya karena Bintang. Dia ngancem, kalau gak datang ke tempat yang dia tunggu sambil nyerahin uang 5 juta, mereka gak bakal berhenti buat bikin masalah di sekolahan kita sesuai kesepakatan San sama dia."sambung Wahyu.

Sebenarnya, San dan ketiga adiknya adalah siswa populer karena kecerdasan mereka di SMA Kreasi Bangsa sebelum mereka kenal tawuran. Mereka selalu mendapatkan banyak juara dan prestasi.

Semenjak mereka bertemu dengan Bintang si pembuat masalah, semuanya berubah. Akhirnya San dan ketiga saudaranya terjerumus dalam tindakan pelanggaran sekolah dan selalu melanggar aturan.

Tak hanya itu, selain kepergian kedua orang tua mereka serta didikan keras kedua kakaknya, pun berpengaruh membuat kehidupan mereka berubah. Karena dulunya, kedua kakak mereka juga seorang pemberontak dan seorang mantan preman sekolah yang paling ditakuti.

Tak heran, jika San mengikuti jejak kakaknya dalam kesesatan. Sampai akhirnya, keduanya berubah setelah menjelang kelulusan. Mereka tak lagi menjadi dua siswa brandal yang selalu melanggar aturan.

"Iya. Terus San dihajar sama si brengsek itu sampai babak belur. Eh, sampai rumah malah lu marahin. Gak elit banget jadi kakak,"sindir Mondy sebal.

Harlan menggerutu kemudian memasang wajah menyesalnya.

"Ya sorry waktu itu,"

"Lo kira buat keputusan tanpa tahu permasalahannya bisa nyelesaiin suatu masalah? Ya enggak, lah! Lain kali tuh dipikir dulu sebelum buat keputusan! Nyalahin adik sampai dihukum, tanpa tahu alasannya apa?"Yunan menenangkan Mondy yang sudah kesal sembari menyudutkan kakaknya.

Harlan dan Satria tersenyum canggung sembari mengingat kesalahan mereka yang sudah berlalu.

"Yaudah iya, kita kan juga udah minta maaf? Lo kayaknya dendam banget sama gue ya, Mon?!"sungut Harlan tak terima.

"Gue gak dendam, cuma kesel aja sama lo!"

"Sama aja bongsor!"maka terjadilah pertengkaran sengit diantara mereka.

"Heh, udah-udah! Disini kita kan, udah maafan, jadi jangan bertengkar gitu dong!"lerai Satria.

"Yaudah iya, sorry,"ujar mereka.

"Dagingnya udah mateng nih, mau di makan gak?!"teriak Wahyu.

"IYA!"

Setelah daging BBQ yang dipanggang sudah selesai, mereka segera menikmati daging itu bersama-sama sembari bercanda-tawa.

8 Makes 1 Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang