"Udah malam, lo gak mau balik?"
"Emang udah ada yang jemput?"
"Noh, lihat! Makannya, lihatnya pakek mata, jangan mata hati!"
Yujin menoleh pada tukang ojek yang sudah menunggu agar tidak jauh dari kontrakan San.
"Ya, saya kan gatau. Yaudah kalau gitu, saya teh permisi,"
"Hm, hati-hati. Kalau abangnya macem-macem telpon gue, ya? Jangan lupa juga, pantau adik-adik gue dan lapor kalau mereka ada masalah. Kalau mereka kenapa-napa, biar gue yang maju paling depan."pesan San.
"Siap, Pak San!"
Sepanjang malam bersama San, Yujin belum menceritakan keadaan Joshua pada San. Karena Yujin tahu, jika San mengetahui kondisi adiknya sebenarnya, laki-laki itu pasti sangat khawatir. Belum Yujin benar-benar pergi, San menyerukan namanya.
"Tunggu!"
"Kenap—"Yujin terdiam di tempat, saat tiba-tiba San merengkuh tubuhnya.
"Makasih buat semuanya."bisik San yang terdengar di telinganya. Entah mengapa, jantungnya kini mulai berdetak tak karuan karena tingkah San.
Yujin? Urang teh, kunaon? Gak mungkin, kamu mulai suka sama San! batinya. Setelah beberapa saat, Yujin segera melepaskan rengkuhan dari San dengan gugup.
"Maaf? Kalau gitu, saya teh pamit dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."Yujin mulai melangkah pergi menuju tukang ojek.
Bahkan, ia sempat menoleh ke belakang dengan perasaan berkecamuh. Dilihatnya, San yang tersenyum manis memandangnya sembari melambaikan tangannya. Dengan gugup, Yujin membalas senyuman itu, kemudian menaiki ojek tadi.
"Jalan pak!"
"Siap, neng!"
Di perjalanan, Yujin tersenyum tipis mengingat betapa tak terduganya perlakuan San padanya. San yang tiba-tiba memeluknya, menarik tangannya, bahkan menggodanya hingga ia salah tingkah sendiri.
San....
.....
Keesokan harinya, mereka makan pagi seperti biasa. Keenamnya saling melirik satu sama lain, setelah semalam Joshua tertidur. Yohan yang saat itu belum mengantuk, terbangun kemudian menyuruh saudara-saudaranya yang lain untuk berkumpul.
Ia keluar secara diam-diam agar tidak membangunkan Joshua. Setelah berkumpul di kamar Satria, ia mebceritakan tentang Joshua pada keenam saudaranya yang lain. Hal itu membuat mereka sangat terkejut. Adik kesayangan mereka dibully kembali di SMA setelah sekian tahun berhenti. Bahkan, Wahyu yang mendengar itupun, tampak sedih mendengar cerita saudaranya. Sebagai clopnya, Mondy menepuk bahu saudaranya untuk menguatkan Wahyu.
"Udah, jangan sedih. Gue yakin, dia bisa hadapi ini sendiri. Lo percaya kan, dia kuat?"Wahyu mengangguk lemah.
>>>
Setelah Joshua diantar oleh Yunan dan Yohan, Yohan memberikan semangat untuk adik kesayangannya.
"Lakuin apa yang lo anggap bener. Jangan peduliin ucapan mereka. Gue yakin, lo bisa hadapi ini semua."
"Iya kak, makasih."
"Udah kan? Yuk berangkat?"Yunan segera melajukan mobilnya dari halaman sekolah.
Sementara Joshua, menatap lurus ke depan, kemudian menghela napas. Dia mulai melangkahkan kakinya, tak lama datanglah keempat temannya yang menyerukan namanya.
"Joshua!"Joshua memutar bola matanya malas. Sudah dipastikan, jika sebentar lagi mereka akan mengganggunya.
"Heh! Dipanggil juga!"seru Haekal sebal.
![](https://img.wattpad.com/cover/318205675-288-k16871.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Makes 1 Family's
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Kamu pernah merasa menjadi orang yang paling beruntung diantara orang lain? Pasti sangat menyenangkan bukan? Ya, itulah yang di rasakan oleh seorang gadis desa bernama Arqelah Yujin Hidayah. Tapi, siapa sangka jika gadis desa itu...