30. Kejujuran dari Mereka

5 2 0
                                    

Joshua hanya terdiam di tempatnya. Tak lama, netranya menangkap sosok laki-laki yang selama ini ia rindukan, selama beberapa hari atas kepergiannya, yaitu San.

"Kak San....?"gumannya.

Tiba-tiba, air matanya kembali turun tanpa sadar. Laki-laki yang disapa San itu tersenyum. Dengan senang hati dan senyuman manisnya, ia menghampiri adik bungsunya yang sangat ia sayangi.

"Ini beneran Kak San?"tanyanya lagi. San mengangguk antusias.

"Iya, ini gue."Joshua benar-benar tak dapat membendung air matanya lagi.

Atas kerinduan selama ini yang ia tahan, akhirnya sosok laki-laki yang sangat ia rindukan berada tepat di depannya. Ia langsung merengkuh tubuh kakaknya itu dengan cepat.

"Kak San...gue kangen banget sama lo, kak...!!!"San membalas pelukan adik tersayangnya yang saat ini berada di rumah sakit.

Melihat keakraban mereka, Harlan tak dapat membendung air matanya. Cairan bening yang sudah ia tahan sebisanya, kini menetes begitu saja melihat serindu adiknya pada San.

"Kak....gue mohon, jangan tinggalin kita lagi, ya?"

Mondy dan Wahyu yang melihat itu pun, tak dapat menahan air matanya. Mereka ikut terharu, bahkan Yujin juga.

"Iya,"

Kata 'iya' yang terasa abu-abu. Kata 'Iya' yang belum tentu bisa ia lakukan, sebab, ia masih bingung apa yang harus ia lakukan.

Maafin gue Josh, gue belum bisa penuhi keinginan lo yang ini. Gue masih bingung sama keputusan gue. Gue gak mau jadi beban lagi buat lo dan yang lain, terutama Kak Satria dan Kak Harlan.

Setelah itu, Joshua melepaskan rengkuhannya. Ia menghapus sisa air matanya yang membekas di wajahnya. Dipandangnya kedua kakak laki-lakinya, Harlan dan Satria, kemudian kedua kakak laki-laki yang menemani aksinya sebelum lecelakaan terjadi.

Ia pandangi juga Yujin yang berdiri agak jauh dari saudara-saudaranya. Sebuah ucapan maaf keluar begitu saja dari mulutnya yang membuat mereka kebingungan.

"Maaf....,"

"Gak perlu minta maaf. Lo lagi sakit, mending istirahat aja!"titah Satria.

"Gue mau jujur sama kalian semua."Joshua menunduk dengan rasa bersalah sebelum melanjutkan. "gue yang jebak Kak Yujin disini. Gue juga yang rencanain buat bikin Kak Yujin celaka."sontak, Mondy langsung melotot mendengar penuturan adiknya.

Sepandai-pandai apapun menyembunyikan suatu bangkai, akan tercium juga baunya. Dan itu pula yang ia rasakan saat ini. Ia benar-benar tak menyangka akan ketahuan secepat ini kejahatannya. Padahal sebelumnya, ia sudah mewanti-wanti Wahyu untuk tidak memberitahukan yang lain tentang perbuatan mereka.

Namun, takdir berkata lain. Benar adanya Wahyu tidak memberitahu kepada saudara-saudaranya yang lain, namun nyatanya, adik bungsunyalah yang mengakui sendiri keburukan serta tidak kejahatan mereka.

"JOSH! LO APA-APAAN, SIH?!"Joshua menatap mendongak dan tajam Mondy.

"Gue terpaksa lakuin ini kak! Gue gak mau buat masalah lagi sama mereka, dan gue gak mau lagi buat Oma kecewa sama gue! Gue mau jadi orang baik kak....Gue gak mau jadi Joshua yang penuh dendam dan keegoisan karena satu orang! Gue ketemu sama Bunda, Ayah dan Kakek. Mereka bilang gue harus jadi orang baik. Gue gak mau buat mereka kecewa kak, gue mau buat mereka bahagia di surga.....,"seketika Mondy tertegun.

Ia akui jika Joshua memang memiliki pemikiran yang dewasa dibanding kakak-kakaknya dan merupakan anak yang istimewa. Itulah mengapa, ia sangat disayangi di keluarga Sanjaya.

8 Makes 1 Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang