"Tetap disisi gue Jin....,"ujarnya lirih. Seketika Yujin langsung terdiam.
Dia selalu bermimpi buruk. Dalam gelap, San hanya berjalan seorang diri tanpa cahaya. Baginya, semua yang dia pijakkan hanya kekosongan belaka, maka dari itu dia sangat takut. Setiap langkah yang dia yakini benar, ternyata salah. San hanya laki-laki yang kebingungan mencari cahayanya.
Bahkan, dia selalu melihat dirinya sendiri seperti manusia tanpa tujuan hidup. Hampa dan kosong. San selalu berusaha menggapai apa yang dia inginkan. Namun, apa yang diinginkan seolah runtuh begitu saja hingga membuatnya terjatuh.
San hanya menunduk lesu dengan putus asa. Tak ada lagi cahaya yang bisa menuntunnya kembali ke rumah. Hingga suatu saat, akhirnya datanglah sebuah cahaya terang yang terulur ke arahnya. Dengan senang hati dia menerima uluran itu. Hingga sebuah pintu putih bercahaya terpancar membawakan jalan untuknya. Hatinya teramat senang untuk menggapai pintu itu.
Disinilah berada, sebuah cahaya yang selalu menyinari dirinya sebagai cahaya kehidupan. Yujin, gadis yang berhasil membawa pergi mimpi buruknya dalam kegelapan, dan menyinarinya seperti janji yang dia ucapkan. San tak akan pernah membiarkan cahaya yang menyinarinya pergi, dan akan menjerat cahaya itu ke dalam hatinya.
"San?"tanpa sadar, tangan Yujin terjulur ke wajah laki-laki itu.
Dia mengusap air mata San yang hampir lolos dari pelupuk matanya secara lembut. San begitu menikmati sentuhan lembut tangan gadis itu, hingga dia memejamkan matanya untuk menikmati sentuhan tangannya.
"Jangan nangis! Saya masih disini dan gak akan kemana-mana, kok. Saya janji akan selalu ada buat kamu. Saya tidak akan membuatmu terluka dan saya tidaka kan membiarkanmu jatuh, karena saya akan menarikmu supaya kamu tetap berdiri kokoh dan aman, karena itu janji saya."mendengar itu, San tersenyum lega.
"Makasih."Yujin mengangguk mantab. Tak lama, datanglah pelayan membawakan makanan mereka.
"Ini Tuan, mbak, silahkan dinikmati!"ujar pelayan itu. San langsung menghapus air matanya segera.
"Terimakasih,"ujarnya datar.
Semua pelayan dan seluruh orang yang bekerja di Mall itu sudah mengenal keluarga Sanjaya, termasuk delapan cucunya. Maka tak heran jika San begitu dikenali semua pelayan toko maupun restoran.
Seperginya pelayan itu, San dan Yujin menikmati makanan itu berdua. Di saat Yujin sibuk menyuapi makanan itu ke dalam mulutnya, San beberapa kali sempat mencuri-curi pandang pada gadis cantik itu. Biarpun hanya seorang asisten, tapi gadis itu mampu membuatnya jatuh cinta dalam sekejap dan membuatnya merasa nyaman saat di dekatnya.
"Cantik."gumannya.
"Kenapa San?"sontak, langsung gelalapan. Dia berusaha mencari alasan.
"Ah, itu, makanannya enak."dustanya.
Tapi, emang enak sih
"Ooh...,"setelah itu, San melanjutkan makannya.
......
Beberapa menit kemudian, mereka sudah kembali ke kontrakan San. San membuka pintu rumahnya untuk mempersilahkan gadis itu masuk.
"Masuk gih,"
"Tapi mas, kita cuma berdua loh. Gak enak kalau ada tetangga. Nanti dikira kita ngapa-ngapain lagi,"
"Emang kita mau ngapain? Gue cuma suruh lo duduk aja kok. Lagi pula, gue masih bisa jaga harga diri wanita! Jadi gak usah dengerin omongan orang!"Yujin akhirnya menurut.
"Mau minum apa? Biar gue buatin."
"Seharusnya teh saya yang siapin minuman, bukan kamu. Kan kamu majikan saya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Makes 1 Family's
Ficção Adolescente[TELAH DIBUKUKAN] Kamu pernah merasa menjadi orang yang paling beruntung diantara orang lain? Pasti sangat menyenangkan bukan? Ya, itulah yang di rasakan oleh seorang gadis desa bernama Arqelah Yujin Hidayah. Tapi, siapa sangka jika gadis desa itu...