33. Ungkapan Cinta dari San

10 3 1
                                    

Beberapa hari sebelumnya, San merasa ada keanehan yang terjadi setelah ia meminta maaf di sekolahnya. Ia merasakan tidak ada tanda-tanda Bintang yang mengajak dirinya berkelahi.

"Tumben banget Bintang gak ngajak kita tawuran,"

"Alhamdulillah dia gak ngajak kita tawuran. Yang pasti, kita bebas kan, gak dapet masalah lagi?"sahut Mondy.

"Tapi gue setuju sama ucapan Wahyu. Ya, aneh aja gitu. Masa beberapa hari dia ngilang tanpa kabar, terus nanti muncul-muncul langsung ngajakin tawuran? Kan aneh gitu."timpal San.

"Siapa yang kalian maksud? Bintang?"ketiganya menoleh pada sosok laki-laki bertubuh mungil. Siapa lagi jika bukan kakak kedua mereka? Tak lama, datanglah Satria menghampiri mereka.

"Ngomongin apa nih?"

"Oh, enggak kak. Ini, heran aja sama Bintang. Beberapa hari ini dia gak kelihatan. Ya, takut aja gitu dia tiba-tiba bawa pasukan buat ganggu ketenangan sekolah gue. Kan dia orangnya gak pernah merasa puas,"jelas San lagi.

"Bintang? Bentar deh. Gue kaya familiar sama namanya. Tapi gue lupa pernah kenal dimana dia. Eh, ciri-cirinya gimana si Bintang?"

"Serius kak? Ciri-cirinya, dia punya tubuh kekar, sorot mata tajam, bicaranya juga sarkas."

Sebentar. Jika dia Bintang yang itu, berarti....

"Punya fotonya gak?"tak lama, Mondy mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto pada kakaknya.

Ternyata bener dia orangnya. Gak salah lagi.

"Yaudah, kalian tenang aja, gue sama Harlan bakal bantuin kalian bertiga."

Keesokan harinya, San dan ketujuh saudaranya membuat strategi secara matang untuk menghadapi Bintang jika laki-laki itu kembali berulah.

"Kalian siap kan? Kalau dia macem-macem, ikuti permainannya dulu. Yang penting, jangan sampai kepancing amarah. Kita bakal pantau kalian dari jauh."

San dan kedua saudaranya memandang keempat kakaknya yang bergantian.

"Kami siap."

"Kalau gitu, kalian siap-siap beraksi."

>>>>

Setelah San kedua saudaranya berada di sekolahannya dan bertemu dengan kedua sohibnya, tiba-tiba Bintang menghubungi San untuk bertemu dengannya. Awalnya San menolak. Namun, ia teringat ucapan kakaknya untuk mengikuti permainannya dahulu.

Mau tak mau, ia mengajak kedua sohibnya dan dua saudaranya untuk menemui Bintang yang mengajaknya di belakang bangunan sebuah gudang tua. Entah apa tujuannya Bintang mengajak San ke sana, namun mereka yakin, jika Bintang sudah merencanakan sesuatu.

"Mau apa lo ngajakin kita ke sini?"

Dengan tenang dan datar, San mencoba menahan diri untuk tidak terpancing amarah. Bintang tertawa melihat itu.

"Hahaha....wah, ternyata lo kalem juga ya?"

"Gak usah basa-basi. Gue tanya, apa alasan lo nyuruh kita ke sini?"

"Alasan gue, karena gue benci sama lo."San tersenyum tipis, kemudian berujar.

"Jadi lo benci gue? Sekarang gue tanya sama lo. Apa yang buat lo benci sama gue sampai lo ngelakuin ini ke gue, saudara-saudara gue dan kedua sahabat gue?"

"Gue gak pernah berurusan sama saudara lo dan sahabat lo. Karema urusan gue, cuma sama lo dan lo yang gue benci! Tapi berhubung mereka ikut campur urusan gue, mau gak mau mereka harus gue basmi, hahaha.....!!!"Bintang tertawa sumbang.

8 Makes 1 Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang