"Halo guys! Kembali lagi sama gue, Mahendra Harlan Sanjaya, di RADIO HARLAN!"
"Untuk sore hari ini, eh, siang ya? Yaudah, siang deh, hahaha...Untuk siang yang sangat panas ini, gue mau kasih kalian sebuah lagu yang berjudul.... Untuk itu, mari kita dengarkan!"
Setelah Harlan memberikan sebuah lagu pembuka, dia mulai menerangkan sebuah materi yaitu peduli kasih. Dari kata itu, tentu saja memiliki sesuatu makna yang sangat besar. Makna tentang kepedulian pada seseorang tanpa memandang status.
----
Setelah selesai menyiarkan radio, Harlan mengemasi barang-barangnya untuk pulang.
"Kak? Gue duluan ya?"pamitnya pada famos kampus.
"Hati-hati Lan!"Harlan mengacungkan ibu jarinya.
Dalam perjalanan, Harlan merogoh saku celananya untuk mencari kunci mobil. Tiba-tiba, ia merasa ada sesuatu yang aneh.
Sial! Kemana dompet gue ya? Kok gak ada?
Harlan terus merogoh sakunya untuk mencari dompetnya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Apa jangn-jangan dompetnya ketinggalan di kamar ya karena keburu-buru? Sial gue!
Harlan mengusak rambutnya frustasi. Kenapa dia sangat ceroboh sekali? Padahal setelah ini ia ingin mampir ke resto untuk sarapan. Sayangnya, dompet serta uangnya malah tertinggal di rumah.
"Apa gue telpon aja ya kak Satria suruh transfer uang?"disaat Harlan sedang bergelud dengan pikirannya, tiba-tiba ada yang memanggil namanya.
"KAK HARLAN!"teriaknya. Sontak, Harlan langsung menoleh pada seseorang yang berlari kearahnya.
"Loh? Yunan? Ngapain lo nyusul gue ke sini?"tanya Harlan heran.
Yunan mengatur napasnya kemudian memberika dompet berwarna coklat milik kakaknya pada pemiliknya.
"Punya lo kak."
"Loh? Sumpah demi apa?! Gue nyariin ini dari tadi! Alhamdulillah ya Allah akhirnya Harlan ganteng bisa makan juga!"monolognya girang sembari menciumi dompet kesayangannya.
"Lah? Berarti dari tadi kakak belum makan?"
"Ya belom lah Nan! Tapi akhirnya gue bisa makan juga. Thank's ya Nan,"ucap Harlan sembari menepuk bahu Yunan.
"Sama-sama kak."
Hening.
"Eh, si trio traubelmakker kemana? Tidur? Kok gue gak denger suara mereka dari tadi?"Yunan langsung terdiam.
"Oh? Iya kali. Gue juga gak denger suara sama wujud mereka dari tadi."Harlan mengangguk.
Sementara Yunan, dia menghela napas lega. Untung saja kak Hrlan tidak curiga. Tapi....kalau kak Satria tahu dan menceramahi mereka di rumah bagaimana?
"Nan? Pulang yuk?"
"Hah? Oh, yuk."
"Mikirin apa lo? Cewek ya?"goda Harlan.
"Enggak. Tapi, gatau juga sih, hehe."
"Fokus dulu sama kuliah lo, baru lo boleh pacaran."Yunan hanya mengangguk. Mereka pun berjalan beriringan menuju mobil mereka masing-masing.
Sesampainya di parkiran....
"Nan? Mau tukeran mobil? Masa gue pake mobil punya lo, sementara lo nya ada disini? Kan aneh?"
"Iya juga ya? Yaudah yuk."
Akhirnya, mereka mengendarai mobil masing-masing. Yunan mengendarai mobil miliknya, sementara Harlan mengendarai mobil milik Satria yang tadi dibawa Yunan.
![](https://img.wattpad.com/cover/318205675-288-k16871.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Makes 1 Family's
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Kamu pernah merasa menjadi orang yang paling beruntung diantara orang lain? Pasti sangat menyenangkan bukan? Ya, itulah yang di rasakan oleh seorang gadis desa bernama Arqelah Yujin Hidayah. Tapi, siapa sangka jika gadis desa itu...