Chapter 42

12.5K 215 1
                                    

Pagi ini, Keira terbangun mendengar suara muntahan dari dalam kamar mandi. Keira secara refleks langsung berlari ke kamar mandi dan melihat Aladric yang berlutut di depan toilet. Keira langsung berjongkok di sebelah Aladric dan mulai memijat tenguk Aladric yang masih muntah.

"E-eungh j-jangan disini" Aladric mencoba mendorong Keira menjauh namun Keira tetap berjongkok di sebelah Aladric

"Keluarin semuanya sayang, biar lega"

Aladric kembali memuntahkan seluruh cairan di dalam tubuhnya. Aladric terus memuntahkan cairan bening berwarna kuning. Setelah Aladric sudah berhenti memuntah, Aladric langsung terduduk dengan lemas dan bersandar pada tubuh Keira.

Keira membantu Aladric berdiri dan berjalan ke wastafel untuk kumur-kumur dan sikat gigi. Keira lalu menaruh punggung tangannya pada dahi Aladric. Aladric demam dan masih telanjang.

"J-jangan pergi hiks" rengek Aladric yang sudah mulai menangis

"Sebentar ya sayang? Kamu sikat gigi, aku ambilin kamu baju dulu" bujuk Keira lembut

Aladric akhirnya mengangguk kecil sebelum lanjut menggosok giginya dengan lemas. Keira langsung dengan cepat mengambilkan celana dalam dan piyama lengan panjang untuk Aladric.

Keira kembali ke dalam kamar mandi dan melihat Aladric yang sedang membersihkan mulutnya setelah sikat gigi. Aladric terlihat sangat lucu dengan mukanya yang polos, mata berair dan bibir cemberut.

"Sini sayang, pake baju ya? Kamu demam ganteng" Keira mengelap muka Aladric yang sedikit basah setelah sikat gigi

"N-nda au aku elana alem" (ga mau pake celana dalem)

"Iya sayang ga usah pake celana dalem. Sini" Keira pun dengan telaten memakaikan piyama kepada tubuh Aladric

Keira lalu menarik tangan Aladric ke kasur. Keira menidurkan Aladric di kasur dan menyelimuti Aladric.

"A-au keana hiks hikss" (mau kemana) rengek Aladric yang sudah kembali menangis

"Mau ambilin kamu makan sama obat sayang"

"N-nda au huaaaaa nda au akan hiks hiks huaaaa auna nen hiks" (ga mau, ga mau makan maunya nenen) Aladric kini sudah menangis histeris memegangi baju Keira

"Cup cup sayang, jangan nangis nanti palanya pusing. Harus makan ya ganteng? Dikiiiiit aja terus minum obat baru nanti nen sepuasnya ya? Biar cepet sembuh sayang"

"Hiks E-era n-nda oleh egi huaaa" (keira ga boleh pergi)

"Iya sayang, aku disini" Keira akhirnya menidurkan dirinya di sebelah Aladric dan menarik kepala Aladric agar berbaring di dadanya

Keira mengambil telepon dan mulai menelpon pembantu di lantai bawah untuk membawakan bubur dan obat untuk Aladric. Keira lalu mulai mengelus-elus kepala Aladric.

"Hiks hiks Era pala Ala using hiks" (keira kepala ala pusing) rengek Aladric

"Iya sayang, berhenti menangis yaa..." Keira mulai menepuk-nepuk punggung Aladric dan memainkan rambut Aladric

tok tok

HUAAAAA HUAAA HUAAAA

Aladric yang akan tertidur pun terkejut mendengar ketukan di pintu dan mulai menangis histeris. Keira yang panik langsung memeluk erat tubuh Aladric dan menepuk-nepuk pantat Aladric. Keira memencet remot yang otomatis membukakan pintu kamar Aladric.

Bi Sarti masuk membawa nampan dengan muka tidak enak karena sudah membangunkan tuan mudanya. Bi Sarti pun menaruh nampan berisi bubur, obat dan minum pada meja. Bi Sarti juga sudah membawakan termometer untuk mengecek keadaan Aladric. Bi Sarti sebenarnya panik dan kaget saat mendapat telpon dari Keira, selama ia bekerja disini Aladric tidak pernah meminta obat apalagi merengek sakit.

SUPIR PRIBADI [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang