ALHAMDULILLAH

8 0 0
                                    

kehadiran malaikat kecil dalam keluarga besar kita, semua senang tiada tara. Anugrah yang dititipkan dalam sebuah rahim seorang perempuan. Meskipun tak semua dapat merasakannya, namun percayalah jika Allah, telah mempersiapkan sesuatu yang lainnya. ~AJAK  AKU MENUJU JANNAH ♥♥♥

JANGAN LUPA JEJAK CINTANYA

HAPPY READING ♥♥♥

*****

Zaina POV

Mitoni, acara ini diadakan oleh tante kia dan suaminya. Dan bagi masyarakat Jawa, tentunya tak asing lagi dengan tradisi mitoni. Menurut etimologi, mitoni berasal dari kata pitu yang berarti tujuh. Biasanya, tradisi ini dilakukan pada saat usia kehamilan telah menginjak 7 bulan. Tante kia sudah hamil besar, dan sekarang usia kehamilannya sudah menginjak tujuh bulan. Semua keluarga besar berkumpul dirumah om ali dan tante kia,untuk melakukan syukuran mitoni ini.

Semua sudah kumpul, dan tante kia dan suaminya sudah siap untuk melaksanakan tradisi ini. Tante duduk di kursi dengan pakaian yang sudah di tetapkan sesuai tradisi, dengan balutan bunga melati yang mengitari tubuhnya.

"Bunda, memang harus seperti itu ya bun?" tanyaku yang kepo dengan semua ini.

"Seperti itu lah ai" jawab bunda singkat.

"Tapi bunda, seingat aku dulu, bunda tidak melakukan ini, saat hamil akbar." karna yang aku ingat memang bunda tidak melakukannya, meskipun aku masih kecil, tapi aku ingat kok.

"Bunda dulu hanya mengadakan pengajian sayang, tidak melakukan adat-istiadatnya. Ini semuakan atas permintaan dari keluarga om ali. Kalau bunda dulu hanya syukuran dan meminta do'a agar selalu mendapatkan keselamatan saat melahirkan." aku yang mendengar jawaban bunda hanya ber'o' ria.

Aku mengedarkan pandanganku keseluruh tamu undangan, dan berhenti ketika melihat seseorang. Ternyata, keluarga beliau di undang juga, aku kira hanya keluarga dekat saja.

Umi berjalan menghampiri kita, lebih tepatnya aku dan bunda. Dan umi di temani oleh anak laki-lakinya yang sok ganteng itu.

"Assalamu'alaikum ya ukhty," ujarnya dengan menjabat tangan bundaku.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatu," jawab ku serempak dengan bunda.

Aku menyaliminya, sudah menjadi kewajibankan mencium tangan yang lebih tua bukan?. Umi tersenyum kepadaku, akupun membalas senyumnya yang manis itu, beliau juga mengelus kepalaku.  Pria itu pun juga menyalimi punggung tangan bundaku, yang membuat aku manarik kedua sudut bibirku. Aku jadi berfikir, aku akan bahagia, jika benar nantinya beliau akan menjadi ibu kedua ku setelah bunda, insyaallah. Aku tak mau berharab lebih kepada hambanya Allah, biar Allah saja yang menentukan jalannya nanti.

Pria itu hanya berdiri di sampingku dengan jarak dua bangku dengan bangku yang aku duduki. Aku meliriknya, ia sibuk dengan benda pipih yang ada pada genggamannya

"Azzhan...," panggil beliau yang tak lain adalah uminya.

"Iya umi?," balasnya yang langsung menghampiri sang ibu.

"Azzhan kalau mau gabung bersama abi tidak apa sayang, umi mau disini soalnya."

"Iya, azzhan kesana dulu ya umi, bunda...," apa dia bilang bunda?, sejak kapan pria ini memanggil bundaku juga dengan sebutan yang sama?.

AJAK AKU MENUJU JANNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang