Rindu sangat menyesakkan, namun rindu juga membuat kita menanam rasa ingin berjumpa lebih besar lagi. Hingga,dimana hari istimewah datang dan menyatuhkan kembali waktu-waktu perpisahan terjadi.~AJAK AKU MENUJUH JANNAH
HAPPY READING ♥♥♥
*****
Pagi ini seperti biasa bangun pagi,sholat subuh,mengaji,dan berangkat ke sekolah. Tak terasa abi dan bunda sudah satu bulan lebih jauh dengan kita. Kata bunda perkiraan masih lama disana jadi, untuk saat ini bunda dan abi tidak bisa memastikan kapan mereka pulang. Kangen banget deh peluk bunda saat aku lagi ingin mencium aroma tubuh bunda. Dan kangen bergelayutan manja di lengan kekar abi dengan elusan tangan di kepala. Bunda,abi, ai kangen... Banget sama kalian, ceper pulang dong. Autor? Mereka kapan pulangnya sih? Suka banget misahin kita lama-lama.
Autor: ye, sabar atuh neng ai, ini entar juga pulang kok,segala autor di salahin, huuu😕.
"Teh,teteh?teh..." ujar orang di sebelah ku sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.
"Eh, iya? Kenapa sih bar?" kataku terkejut karna hampir jatuh.
"Ngelamunin apa sih? Dari tadi di panggil gak nyaut" gerutunya. Aku tak menjawab hanya menggelengkan kepada saja padanya.
"Geleng-geleng, tapi ngelamun dari tadi."
"Ih, akbar kepo" balasku acuh.
"Yaudalah, akbar ke mobil dulu kalau gitu."
"Bang harun, jangan lama-lama" sambungnya dan langsung ngacir kedepan.
"Dek,-" panggilnya ke arahku.
"Kenapa?""Emmmmh, gak jadi deh,hehehe" balasnya gak jelas.
"Ih,apasih? Gak jelas sekali kamutuh."
"Udah yuk, berangkat udah jam tujuh kurang dua puluh lima menit loh." dan kami pun berangkat untuk menuntut ilmu masing-masing.
Setelah mengantarkan akbar, taklama akupun juga turun karna sudah sampai di sekolah. Di depan gerbang aku melihat rere seperti sedang menunggu seseorang. Aku menghampirinya namun langkahku berhenti ketika aku lupa meminta uang saku kepada abang. Aku berbalik ke arah pintu kemudi, mengetuk jendela sedikit keras. Setelah kaca terbuka, abang mengerutkan keningnya bingung menatapku.
"Kenapa? Kok balik lagi kamu?." tanya penghuni satu-satunya mobil itu. Aku yang di tanyain hanya menyengir ke arahnya, dan menongkan telapak tangan ku kearahnya.
"Uang saku? Hehehe" jawabku cengengesan.
"Masyaallah..., minta uang saku aja sampek keras banget ngetuk jendela." gerutunya sembari mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu.
"Hehehe, maaf abang, makasih, kalau gitu ai masuk dulu yah, assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam" balasnnya singkat dan jelas. Dia pun meninggalkan pekarangan sekolah melesat menuju kampus tercintahnya. Dan aku masih melihat rere di tempatnya, aku langkahkan kakiku ke arahnya.
"Assalamu'alaikum, rere" sapa ku ceria kepadanya.
"Eh, waalaikumsalam, na" balasnya singkat.
"Kok gak langsubg masuk re? Nunggu siapa kamu?" tanyaku, karna rere tak biasanya berdiri di gerbang setelah sampai di sekolah.
"Hem...emmmh,nunggu...,ca-"
'tin,tin,tin' suara klakson mobil yang mengurungkan rere berbicara. Dari mobil itu keluarlah pria tampan, masih muda usianya sekitar usia abangnya rere. Sepertinya aku kenal dia, tapi siapa ya? Aku lupa. Dan pria itu melangkah ke arah kita berdua, tepat di depan kita lelaki itu berdiri. Aku melihat ke arah rere, dan rere menampilkan senyum ter indahnya kearah lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAK AKU MENUJU JANNAH
Dla nastolatkówCerita anak remaja yang memiliki nama yang begitu indah yaitu zaina putri ar-raikhan. Dia sangat menjaga keimanannya,sampai suatu hari ia merasakan rasa yang sebenarnya tak pantas ia miliki,sebelum menjadi mahram lelaki tersebut."Ya allah kenapa deg...