Pagi ku terbangun oleh teriakan seseorang yang sangat aku cintai.
"teh... Ai Bangun atuh masak habis shalat subuh tidur lagi" (stop) itu bunda ku yang selalu ku sayangi dan aku kagumi. Sungguh bunda adalah wanita yang sangat aku panuti karna prinsip-prinsip bunda yang sangat luar biasa.
"iyah bun ini ai bangun kok" saut ku dari kamar. Lalu menuju ke kamar mandi.
Tak lama pintu kamar ku terketuk Tok... Tok... Tok... "teh... Teh ai ngapain sih di dalem lama amat dahh ih nyebelin banget" gerutu nya dari balik pintu itu.
Ku buka pintu kamar ku. Ternyata sudah ada orang yang siap mengomeli ku.
"mangkan nya habis shalat berjamaah itu jangan tidur" Itu Akbar fitro ar-raikhan biasa di panggail akbar. Dia adik ku, adik yang super cerewet seperti perempuan kalau sedang memarahi aku.
"Ih... Teteh tuh gak tidur tau bar,teteh lama karna teteh nyari sesuwatu" ucap ku "halah teteh mah alesan aja"
"sudah siap belum ai..., bar?" tanya bunda lagi "sudah bun..." jawab kami serempak dan sedikit bertriak. "yasuda sarapan dulu baru berangkat oke" imbuh bunda dengan sedikit berteriak. Kami berdua pun lansung turun dan menuju meja makan.
"Bunda... Abi mana bun?" tanya ku pada bunda yang sedang menyiapkan piring di meja. "Abi lagi di kamar ai nyiapin berkas katanya" aku hanya ber 'oh'ria.
"Pagi bunda..., pagi adik-adik ku sayang..." yang itu abang ku namanya Harun fitra ar-raikhan biasa di panggil harun . Dia seorang mahasiswa di salah satu kampus terkenal di surabaya. Anak nya nyebelin suka bikin aku ngambek sihhhh.
Dan ini aku Zaina fitri ar-raikhan. Teman-teman ku biasa memanggil ku dengan nama zaina atau aina terserah yang manggil,tapi aku lebih suka di panggil zaina sih. Sedangkan keluarga ku hanya cukup memanggil ku dengan sebutan 'Ai'. Karna katanya itu lebih simpel.
Abi ku seorang polisi dan bunda ku seorang Bidan di sebuah puskesmas di surabaya.
Aku tinggal di surabaya karna ayah ku dipindah tugas kan ke surabaya dan mau gak mau kita semua pindah.
Aku seorang anak sma yang masih duduk di kelas XI ips 2. Abang ku kuliah semester terakhir gak lama lagi dia akan mendapatkan gelar sarjananya. Dan adik ku dia masih duduk di bangku smp kelas 9 bentar lagi juga akan lulus dari sekolahnya.
****
Setelah sarapan aku berpamitan kepada abi dan bunda ku. Tak lupa setiap berangkat kita selalu mencium punggung tangan milik bunda dan abi ets satu lagi ketinggalan dan juga kak harun.
"Ai kalau bawa sepedanya pelan-pelan aja ya..." dan ini abi ku,abi yang menjadi guru dan penopang keluarga ku. Abi juga panutan ku karna abi sering mengajarkan semua tentang agama ku ya itu islam. "iya abi ku sayang... Ya sudah kita berangkat dulu"ucap ku.
"Assalamu'alaikum " ucapku bersamaan dengan akbar.
Aku berangkat bersama akbar menggunakan motor pribadi ku. Karna akbar belum boleh membawa motor sendiri oleh abi kata abi dia belum cukup umur,abi emang benar tidak pernah salah.
Sesampainya di sekolah akbar aku langsung melanjutkan perjalanan ku menuju sekolahku yaitu sekolah Islam Internasional school . Sesampainya di sekolah aku langsung memarkirkan motorku di tempat biasanya.
Aku berjalan di koridor sekolah. Koridor demi koridor ku lewati. Lalu tak sengaja langkah ku terhenti ketika aku melihat seorang yang aku kenali. Dia Rere anatasya as syuban atau bisa di panggil rere sahabat aku.
"Assalamualaikum rere..." sapaku dengan senyuman di pagi hari. Rere pun menoleh dan membalas salam ku "waalaikumsalam zaina..." balas nya dengan senyum yang sama di bibir nya.
Kamipun berjalan menuju kelas bersama,karna aku dan rere memang satu kelas.
Hay guys ini cerita pertama ku. Aku harap kalian suka ya sama cerita yang aku buat ini. Kalau bagus komen ya tapi kalau kurang bagus juga tolong komen ya, tapi jika ada salah ya maklum lah aku baru belajar soal nya hehehe :)
Oh ya jangan lupa vote ⭐ nya
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAK AKU MENUJU JANNAH
Fiksi RemajaCerita anak remaja yang memiliki nama yang begitu indah yaitu zaina putri ar-raikhan. Dia sangat menjaga keimanannya,sampai suatu hari ia merasakan rasa yang sebenarnya tak pantas ia miliki,sebelum menjadi mahram lelaki tersebut."Ya allah kenapa deg...