Maaf, tidak ada quots kali ini...~AJAK AKU MENUJU JANNAH ♥♥♥
Jangan lupa jejak cintanya :)
Enjoy the partHAPPY READING♥♥♥
*****
Pagi ini aku bersiap untuk pergi kepanti kembali, karna kemarin aku belum merasa puas bermain dengan mereka. Aku sudah siap dengan semua bawaanku, aku pun turun kebawah. Berpamitan dengan bunda dan abi, lalu berangkat menemui mereka. Namun saat aku menuruni tangga, abipun keluar dari kamarnya, dan melihat kearahku.
"Ai..., pagi-pagi begini mau kemana sayang?." tanya abi yang melihatku turun dari tangga dengan pakaian yang rapi.
"Ai, mau kepanti bi..."
"Aou..., kalau begitu ajak nak azzhan pergi ke panti sama kamu ai." aku terkejut atas penuturan dari abi, kenapa aku harus mengajaknya?.
"Maaf bi..., kenapa ai harus mengajaknya?." tanyaku dengan nada yang cukup pelan dan tak lupa memasang wajah murung, agar abi membatalkan perintahnya. Karna itu adalah jurus jitu, kala aku tidak menginginkan sesuatu terjadi dengan rencanaku.
"Ai...., ajak dia bersama mu, biar dia mengenal kamu lebih jauh. Sebaliknya kamupun seperti itu ai, biar kamu mengenalnya lebih jauh nak...."
Kalimat abi terakhir berhasil membuat aku menatapnya dengan lekat. Jika abi sudah memanggilku dengan sebutan nak, maka, abi sudah sangat serius.
"Jika itu perintah abi, ai akan mengajaknya untuk ikut ai, tapi ai tidak mau jika berdua saja abi, biar abang ikut juga yah? Atau akbar yang ikut bersama kami."
"Biar abang mu yang menemani kalian pergi." aku hanya mengangguk, lalu menuju kedapur untuk sarapan terlebih dahulu.
Kami sumua sarapan pagi bersama, tak lupa dengan tamu yang hadir pagi ini dalam kediaman seorang kepolisian Pak Raikhan.
Aku tak bersuara sedari tadi, hanya senyum dan menanggapi dengan deheman jika akbar bertanya kepadaku. Semua makan dengan tenang, tak ada suara hingga semua menyelesaikan makannya. Aku pergi ke wastafel, meletakan piringku dan piring milik oma, lalu menyucinya dengan bersih.
"Sayang, nanti kalau sudah selesai main ke pantinya, bunda nitip sesuatu ya nak. Nanti belikan bunda, roti kukus surabaya yang rasa coklat toping keju."
"Okei, sesuai intruksi bunegara..." ujar ku dengan meletakan satu tangan sebagai simbol hormat atas perintahnya.
"Bunda kenapa tidak titip kepada harun saja?, kan harun juga ikut keluar bun?." protes seorang anak ganteng, yang selalu tak mau kalah dari adik-adiknya, lebih-lebih aku.
"Apasih, selalu protes,kalau bunda titipnya ke ai, memangnya kenapa paduka pangeran?." aku sedikit menggodanya, ini biasa terjadi pada keluarga kecil ini.
"Yakan, abang sebagai seorang abang gitu, anak pertama, yang harus mengabulkan permintaan orang tuanya."
"Terus..., mentang-mentang abang, seorang abang, terus adek-adeknya juga gak boleh nurutin kemauan orang tua gitu." balasku tak kalah sengit, enak aja, mentang-mentang dia punya gelas sebagai abang gitu. Aku tak mengindahkan, tamu yang datang kedalam kediaman keluargaku.
"Yaud...-" kalimatnya terpotong dengan peleraian dari bunda.
"Sudah..., kalian gak malu apa, berantem pagi-pagi, di depan tamu pulak. Gak sopan sekali, ada tamu malah bertengkar masalah sepele, ai gak boleh gitu lagi ya." ujarnya dengan memandangku, aku ingin menyankal namun urung karna ada dia, dan abang mengejekku dengan menjulurkan lidahnya kearahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAK AKU MENUJU JANNAH
Fiksi RemajaCerita anak remaja yang memiliki nama yang begitu indah yaitu zaina putri ar-raikhan. Dia sangat menjaga keimanannya,sampai suatu hari ia merasakan rasa yang sebenarnya tak pantas ia miliki,sebelum menjadi mahram lelaki tersebut."Ya allah kenapa deg...