MASALALU

12 1 0
                                    

Sepenggal jejak yang masih teringat jelas di ingatan. Menyisakan rasa sesak, dan juga penyesalan,mengapa terjadi?. Ingin memprotes, namun tuhan sudah menakdirkan nya seperti ini. Memberi sedikit luka yang ditujukan sebagai pembelajaran dalam hidup. ~AJAK AKU MENUJU JANNAH

*Sedikit 17+, buat yang dibawah 17, diskip ajaya... Kalian harus bijak dalam membaca,trimakasih 😊.

HAPPY READING♥♥♥

*****

Zaina POV

Hari-hari selanjutnya aku melakukan aktivitas seperti biasa, namun ada yang sedikit berbeda. Biasanya aku hanya pergi ke kampus dihari biasa, dan di waktu pekan, hanya dirumah, mengaji bersama orang rumah, atau pergi ke toko buku dan mall. Dua pekanku saat ini, sering sekali pergi ke rumah pak azzhan, tentu saja itu atas ajakan kedua orang tuaku, atau mereka yang datang kerumah.

Dan kalian tahu? Hampir setiap pulang dan pergi aku bersamanya dengan ditemani sahabatku. Aku sebenarnya tak ingin jika terlalu menunjukkan kepada semua orang. Namun perintah, adalaha perintah, kitapun tak bisa menolaknya.

"Ai...," teriakan itu dari belakang arah pintu keluar masuknya orang yang ingin ke kantin kampus.

Aku melihat kesumber suara, dan itu adalah suaranya. Kenapa dia menemui ku? Padahal aku sudah bilang jangan pernah bertemu di kampus. Untung saja, kondisi kampus sepi, jadi tak banyak orang yang melihat kita berdua.

"Iya? Kenapa pak azzhan memanggil saya?." yah, orang itu adalah pak azzhan, orang yang dijodohkan denganku. Dia memanggilku ai, sama seperti keluarga ku memanggil ku ai,karna itu lebih simpel kata dia.

"Kamu meninggalkan ini dimobil...," katanya dengan menyodorkan makalah biru yang memang aku bawa tadi pagi.

"Astagfirullah, maaf pak, saya terlupa tadi. Trimakasih sudah membawakannya untuk saya,dan maaf jadi merepotkan anda."

"Kenapa formal banget sih ai?." aku memutar bola mataku malas, karna pertanyaannya.

"Pak azzhan yang terhormat..., sekarang kita berada dikampus, bukan dirumah, atau diluar kampus. Jadi anda disini adalah dosen saya bukan orang yang dijodohkan dengan saya. Jadi saya harus menghormati anda,dan saya tidak ingin orang lain berfikiran aneh-aneh...." sanglawan bicara hanya menganggukan kepala tanda faham atas apa yang aku jelaskan.

"Yasudah kalau gitu, saya kekelas dulu yah. Kamu jangan capek-capek, nanti siang jangan lupa makan biar....," kalimatnya menggantung, dan membuat aku menunggu kelanjutannya.

"Biar....?, biar apa pak?" tanyaku dan sedikit mendongakan kepala kearahnya.
Orangnya pun tersenyum manis ke arahku, dan itu berhasil membuat aku salah tingkah. Namun aku tak terlalu memperlihatkan jika aku sedang salting.

"Biar tidak lapar..." ujarnya dengan senyum yang makin lebar,dan menambah tingkat kemanisannya.

"Apasih pak..., tidak lucu tahu..." ujarku namun dengan sedikit tertawa karna leluconnya yang garing.

"Tidak lucu, tapi kamu tertawa, bagaimana sih? Hmhmmmm." ujar nya juga ikut tertawa kecil.

"Katanya mau ada kelas? Kok masih berada disini pak?."

AJAK AKU MENUJU JANNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang