PERGI BERMAIN

9 0 0
                                    

Melihat mereka yang amat lepas  tertawa, menciptakan pelangi dalam gelap kelabu. Tangis sendu tergantikan oleh riuh tawa yang tercipta dari mulut mungil mereka. ~AJAK AKU MENUJU JANNAH ♥♥♥

Enjoy the part
Jangn lupa jejak cintanya.

HAPPY READING ♥♥♥

*****

Selama perjalanan mereka semua membayangkan tempat yang penuh dengan permainan. Senyuman merekapun tak pudar sedari kita berangkat dari panti.

Aku membawa mereka ke mall didaerah surabaya, mallnya terkenal, banyak orang yang sering kesana. Dari orang tua, pekerja, hingga muda mudi yang baru pulang sekolah untuk pergi ketoko buku, atau hanya bermain disana. Aku langsung mengajak mereka ke area timezoon, karna mereka sudah tidak sabar sekali.

"Abang...," dan panggilan ku itu berhasil membuat satu lelaki yang berdiri sendiri dan satunya dengan menggendong anak berumur lima tahun itu menoleh kearahku. Aku memperhatikan mereka, dan menahan senyum agar, senyum itu tak timbu saat ini.

"Kenapa?" tanya anak pertama dari bapak raikhan.

"Tidak apa, ai hanya ingin izin ke toilet sebentar, udah kebelet pipis."

"Ouh..., yaudah sana jangan lama-lama."

"Kakak... Hyma juga mau ke kamal mandi, mau pipis kakak..."

"Oh... Yasudah, hyma sama kakak zaina aja ya yuk..." ajak ku, dan ingin mengganti alih untuk menggendongnya.

Namun sayang uluran tangan ku tak kunjung menerima balasan. Gadis kecil itu tampak berfikir, namun entah apa yang di fikirkannya. Lalu detik setelahnya ia menggelengkan kepalanya, seperti tanda jika dia tak ingin aku gendong.

"Hyma maunya, sama ami saja...," lalu menatap orang yang sedang menggendongnya,tentunya dengan raut muka memohon andalannya.

Dua gadis yang sedang berasa di samping bang harun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Mereka tidak abis fikir dengan hyma yang sangat cepat nyaman dengan pak azzhan.

"Hyma kenapa menggelengkan kepala?, tadi katanya mau pipis..."

"Ami, caja yang dendong yah..., hyma cuma mau di dendong cama ami." ujar gadis itu dengan masih menatap lekat wajah laki-laki yang di panggil ami.

"Hyma memang seperti itu kak..., jika sudah nyaman dia tak akan mau turun dari gendongan orang tersebut."
"Iya, yang dikatan gigi benar, hyma memang seperti itu, jadi..., kak azzhan harus siap capek." ujarnya dengan tawa renyah diakhir katanya.

"Yasudah, kalau gitu hyma boleh di gendong sama ami, tapi... Nanti kalau masuk kamar mandinya sama kakak, masak ami juga ikutan masuk, kan gak boleh, oke hyma..." ujarnya dengan sangat lembut.

' Pantas saja hyma merasa nyaman kepadanya, kalau pun aku diposisi hyma, akupun sama, akan merasa aman dan nyaman.'  batinku bergejolak, segeraku tepis pikiran tersebut, lalu istigfar atas perkataan hatiku.

kamipun pergi ke kamar mandi bersama, dengan sadar kita mendengar obrolan orang yang melihat kepada kita.

"Masyaallah... Beruntung ya wanita itu, mendapat suami yang masyaallah, tabarakallah..." ujar gadis kepada temannya,dan aku lihat-lihat dia semuran dengan ku.

"Iya,ya, semoga aku juga mendapatkan suami seperti abangnya, amin...."

"Iya, aku juga mau... Amin..."

AJAK AKU MENUJU JANNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang