Katanya..., memaafkan itu harus bagi seluruh makhluk, lebih-lebih kita orang muslim. Aku sudah memaafkannya, namun untuk melupakan masa itu, maaf..., aku masih belum sanggup. ~AJAK AKU MENUJU JANNAH ♥♥♥
ENJOY THE PART, JANGAN LUPA JEJAK CINTANYA.
HAPPY READING ♥♥♥
*****
Zaina POV
Hari ini adalah hari yang sama dengan hari yang kemarin, namun entah kejutan apa yang ada pada hari ini.
Untuk hari ini kampus tidak ada kelas, karna dosen yang mengajar meminta via online. Alhasil semua belajar dirumah dengan menghadap pada laptopnya.
"Ai...." teriakan itu berasal dari abang yang paling ganteng, kata dia sendiri.
"Kenapa harus triak-triak sih..., panggil dengan lembutkan bisa,emangnya ai,sebudek itu apa?." aku mengomel tanpa memperhatikan depan, karna aku sibuk dengan tas kuliahku. "Kebiasaan abang tuh emang gak beru...." kalimatku tercekat saat melihat kearah ruang tamu. Dan betapa terkejutnya aku, saat melihat orang-orang yang sudah duduk rapih dengan ditemani abi dan oma disana. Badanku bergetar, namun aku menahan dengan sangat kuat, agar orang-orang tak menyadarinya.
Mimik wajah takut, berusaha aku sembunyikan agar aku terlihat,sedikit lebih tenang. Aku berdiri disamping abang, lalu tanpa aba-aba, aku memeluk lengan abang, biar lebih tenang. Abang yang peka akan itu, langsung merangkulku, mengeratkan tangannya, pada lengan tanganku. Aku menoleh pada abang tanpa ada kata yang keluar dari mulutku,tak seperti omelanku tadi.
Sedari tadi semua menatap kearahku,aku tak tahu harus bagaimana. Dan pada akhirnya untuk memecahkan keheningan ini, abi pun angkat bicara.
"Maaf sebelumnya, kalau boleh saya tahu, apa maksud dan tujuan anda semua kemari?." dan otomatis semua pandangan mengarah kepada abi.
"Iya, sebelumnya maaf, sudah mengganggu waktu kalian semua. Dan maksud saya kemari adalah,untuk meminta maaf, atas kejadian yang pernah terjadi pada waktu dulu." ujar wanita paruh baya, yang sedang duduk disamping pemuda seumuran denganku.
"Kejadian dulu memang sangat membekas, dalam ingatan kita semua. Tapi semua itukan sudah berlalu, kamipun sudah berusaha melupakannya dan tak mau mengingat kembali."
Aku masih diam tak mau membuka suara sama sekali, memperhatikan mereka dalam fikiran yang begitu banyaknya.
"Putri...," semua orang menatap kearahku, saat wanita paruh baya itu memanggilku, dengan nama panggilanku yang dulu. Aku berusaha tersenyum lebar saat ibu itu menatapku dengan lekat.
"Putri..., putri maukan nak..., memaafkan kesalahan akhmal?."
"Akhmal?" tanyaku dengan ragu, wanita tersebut meng iyakan kalimatku, dengan gerakan kepala.
"Akhmal, adalah nama raffa sekarang. Waktu putri pergi saat itu, dia meminta ibu untuk memanggilnya akhmal."
"Iya..., zaina faham kok" tuturku dengan menganggukan kepala dan tak lupa menampilkan senyuman.
"Maaf tante, zaina harus pergi ke kampus. Zaina tidak bisa mengobrol banyak sama tante, tapi insyaallah lain kesempatan jika kita bertemu kembali, kita bisa banyak mengobrol."
"Loh, bukannya kamu lagi online ya ai?" kalimat tanya itu keluar dari mulut abangku.
"Iya, tapi zaina harus pergi kekampus bang. Zaina ada janji sama rania, teman sekampus, kita mau belajar bareng. Lagian ada kelas lagi nanti, setelah dhuhur, jadi zaina kerja kelompoknya sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAK AKU MENUJU JANNAH
Dla nastolatkówCerita anak remaja yang memiliki nama yang begitu indah yaitu zaina putri ar-raikhan. Dia sangat menjaga keimanannya,sampai suatu hari ia merasakan rasa yang sebenarnya tak pantas ia miliki,sebelum menjadi mahram lelaki tersebut."Ya allah kenapa deg...