Septiana Anggi - Satu langkah lebih dekat

175 20 1
                                    


"Kamu sangat berharga, aku akan menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang menginginkanmu."


<3<3<3

Sial banget Ana hari ini, mobilnya tiba-tiba mogok dong, nggak tahu apa yang salah padahal sudah rajin diservice juga. Malah orang rumahnya susah dihubungin, Resti juga nggak aktif. Memandang sekeliling dengan frustasi, panasnya matahari menyengat kulit putih Ana, untung saja dia selalu menggunakan sunscreen kemana pun.

"Ada yang perlu dibantu?"

Ana menoleh cepat ketika mendengar suara itu, seperti pertolongan yang dia nanti-nantikan sedari tadi.

Dengan senyuman ada maunya dia menjawab, "Ini mobil gue mogok, gue sama sekali nggak ngerti mungkin Lo bisa bantu?"

Dia yang ternyata Jendral mengangguk dan segera mengecek apa yang salah pada mobil itu, Jendral sedikit mengerti karena dia pengoleksi mobil-mobil lama ataupun terbaru. Sedangkan Ana menatap pria yang sedari tadi terdiam kaku disamping motor Jendral.

Angkasa berdehem,
"Gimana?" tanyanya ke Jendral. Mereka berdua berdiskusi sebentar kemudian Jendral kembali menghampiri Ana.

"Ini ada masalah sama mesinnya, gue telponin orang gue aja ya biar bawa mobilnya ke bengkel dekat sini."

Ana mengangguk.

"Oh iya kenalin gue Jendral, sedangkan sohib gue ini namanya Angkasa." Cowok itu menarik lengan Angkasa agar lebih mendekat.

"Gue Sandhya Renjana, panggil aja Ana." Mereka bersalaman sekilas.

"Lo mau pulang bareng?" tanya Jendral.

Ana menggeleng.
"Nggak usah, nanti gue naik taxi atau grab aja." Lagian gimana mau bareng, mereka cuma bawa satu motor, Ana mau duduk di mana, di knalpot?

Jendral yang mengerti apa yang gadis itu pikirkan.
"Lo bisa pulang sama Angkasa pake motor itu, gue nanti sekalian sama orang gue ke bengkel, buat mastiin juga mobil Lo aman."

Angkasa langsung menatap Jendral bertanya. Yang ditatap hanya tersenyum menggoda. Jendral tuh juga greget dengan sahabatnya ini kalau lagi jatuh cinta tuh lucu banget, di apartemen aja uring-uringan sambil ngegambar banyak sketsa yang Jendral tau itu adalah sosok Sandhya Renjana. Pas sekali mau berpas-pasan sama orangnya aja langsung kabur dan ketika sudah berhadapan gini malah cosplay jadi batu.

Setelah berpikir dan takut juga kalau mobilnya kenapa-napa. Dia akhirnya mengangguk setuju. Angkasa langsung memberikan helm yang digunakan Jendral tadi kepada gadis itu, Ana langsung memakainya tetapi dia sedikit kesulitan karena dia belum pernah menggunakan motor. Angkasa yang peka tersebut langsung membantu, sebelumnya dia mengucapkan kata maaf terlebih dahulu.

Jendral hanya mesem-mesem melihat keduanya.

Dilanjutkan dengan Angkasa yang memberikan tangannya agar memudahkan Ana menaiki motor sport milik jendral tersebut.

Angkasa mengklakson sebagai tanda untuk Jendral bahwa ia izin pamit. Jendral hanya menggerakkan bibirnya "hati-hati." Tanpa suara dan diangguki oleh cowok itu.

"Makasih Jendral, maaf banget duluan ya." Ana tersenyum tidak enakkan.

Angkasa mengendarainya dengan perlahan dan hati-hati. Dia jarang sekali membawa motor sendiri, malas, mending nebeng ke teman-temannya. Tapi dia termasuk jago bawa motor hanya saja sekarang dia sedikit gugup dan juga mengingat kalau gadis yang dibawanya ini sedang menggunakan rok, dia juga tidak membawa jaket untuk menutupinya. Bahkan telapak tangannya sekarang sudah berkeringat.

Senjanya Angkasa - Asahi Treasure✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang