"Sa, gue baru tau Lo suka senja."
"Iya tapi gue lebih suka senja yang dihadapan gue," kata cowok itu sambil natap Ana. Ana balik menghadap cowok itu.
"Lihat tuh kedepan bukan ke gue." Tangannya secara spontan mengarahkan wajah Asa kedepan. Asa terta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"SURPRISE," teriak mereka semua yang berada di kamar Angkasa dan Ana. Party popper meledakkan banyak confetti dan juga suara terompet yang bersautan. Di sana sudah terdapat Jendral, Januar bersama Resti dan Ana di tengah-tengah mereka membawakan sebuah kue dengan gambar meong.
Angkasa tersenyum namun di dalam hatinya dia menghela napas melihat kamarnya yang banyak taburan confetty, apalagi kasurnya sudah berantakkan.
"Happy Birthday Asa."
Mereka menyayikan lagu selamat ulang tahun di lanjutkan dengan tiup lilin.
"Gak perlu repot-repot sebenarnya." Angkasa make a wish terlebih dulu lalu meniupnya. "Thank you." Satu-satu Angkasa peluk, Ana meletakkan kue tersebut dan langsung memeluk Angkasa saat cowok itu ke arahnya.
"Makasih sayang," ucap Angkasa mengusak surai coklat Ana sayang.
"Wawan nggak bisa datang katanya, jadi nitip hadiah aja noh." Januar memberikan hadiah itu kepada Angkasa.
"Thanks, nanti gue bilang makasih sendiri."
Angkasa memotong kue tersebut untuk Ana, sisanya sudah di lahap duluan oleh mereka bertiga.
"Kamu yang makan." Ana menyuapi cowok itu dan di terima dengan baik.
"Udah." Angkasa menggeleng saat Ana ingin menyuapinya lagi. "Untuk kamu aja."
"Sa? Main game bertiga."
"Eeehhh gue ikut, gini-gini gue juga jago loh." Resti menunjukkan game yang mereka bahas.
"Ayo berempat, Ana ikut juga?" tanya Jendral log in ke akun game nya. Angkasa juga mengeluarkan ponsel, mereka duduk di karpet bulu sedangkan Angkasa di kasur bersama Ana yang bersandar di dadanya. Tangan Angkasa yang memegang ponsel berada di perutnya sehingga Ana bisa melihat dengan jelas permainan yang dimainkan mereka.
"Ah Resti beban," ucap Jendral tertawa.
"Enak aja lo, lo tuh yang beban." Resti sewot matanya fokus ke layar hp.
