"Biar kuberi tahu apa arti dia bagiku,dia definisi dari apa yang kubutuhkan, seperti matahariku ditengah hujan, menenangkan seperti lautan, dia menjagaku membantuku menjadi kuat, dia tampan dan menakjubkan."
<<<3
Bel pulang berbunyi, anak 11 IPA 1 segera membereskan barang-barangnya. Jendral menghadap ke arah Angkasa.
"Sa, nanti malam Minggu anak-anak nginap di rumah gue selagi orang tua gue ada perjalanan bisnis juga. Lo harus gabung." tanya Jendral karena kemungkinan sahabatnya itu belum membuka grub.Angkasa mengangguk.
"Tapi setelah gue anter Ana ya? gue udah janji. Jam 8 malam gue kerumah Lo Jen.""Santai aja," ucapnya sambil menepuk pelan kepala sahabatnya yang sedang memakai tas. "Gue duluan, hati-hati bawa cewek." Sebelum Jenderal keluar kelas dia sedikit menggoda Resti.
Angkasa menghampiri Ana dan menyodorkan telapak tangannya yang terbuka. Melihat senyum cowok itu yang tertahan, gadis itu langsung mengamit tangan Angkasa untuk digenggam lalu berjalan beriringan ke arah parkiran. Hangat tangan Angkasa digenggamannya terasa, selalu membuat hatinya berdesir. Ana sudah mandiri sekarang, ketika sampai di motornya Jendral dia segera mengambil helm dan memasangnya sendiri. Angkasa masih menggunakan motor Jendral? Karena sudah keseringan meminjam, dan rasanya tidak enakan. Angkasa memutuskan untuk menyicil motor itu yang disetujui oleh Jendral. Lagian motor Jendral juga banyak, jadi tidak masalah kalau hilang satu.
Ana berpegangan pada pinggang cowok itu saat Angkasa mulai melewati gerbang sekolah.
"Nanti jadi ke studio kamu 'kan? Awas aja kalo besok lagi besok lagi."Gerutuan Ana membuat Angkasa tertawa.
"Jadi, mau jam berapa?""Pulang sekolah ini, nanti tunggu bentar aku ganti baju dulu."
"Ok."
Mereka sudah sampai di rumah Ana.
"Masukin aja ke halaman," suruh Ana, Angkasa membunyikan klakson untuk menyapa satpam di pagar."Masuk, Sa, aku agak lama kayaknya."
"Nggak papa?" tanya Angkasa. "Mama mu ada?" tanya nya lagi ketika sudah duduk di ruang tamu.
"Lagi kerja, ada bibi kok." Ana langsung berteriak memanggil bibi." Aku ke kamar dulu, bilang aja mau minum apa sama bibi ya." Gadis itu pergi ke kamarnya.
"Minum apa Den?" tanya bibi.
Angkasa tersenyum sopan lalu menggeleng.
"Nggak usah buk, cuma nungguin Ana palingan sebentar juga selesai. Mau ngajak Ana keluar.""Oh yaudah kalo gitu, kalau ada apa-apa panggil aja ya, bibi di dapur."
"Iya." Angkasa mengakhirinya dengan senyum canggung. Angkasa mengingat pertama kalinya dia duduk di sini waktu Mama Ana menyuruhnya masuk dan berakhir dengan hal tidak mengenakkan. Setelah itu setiap kali Angkasa menjemput gadisnya, Mama Ana jarang menampakkan diri bahkan mungkin tidak Sudi melihat dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjanya Angkasa - Asahi Treasure✔️
Fiksi Remaja"Sa, gue baru tau Lo suka senja." "Iya tapi gue lebih suka senja yang dihadapan gue," kata cowok itu sambil natap Ana. Ana balik menghadap cowok itu. "Lihat tuh kedepan bukan ke gue." Tangannya secara spontan mengarahkan wajah Asa kedepan. Asa terta...