Angkasa dan Ana menyusul Jendral, Januar dan Wawan yang sudah berada di Bandara untuk menyambut kedatangan Haru yang baru kembali dari tugasnya menjadi pengabdi negara.
Ana sudah tidak sabar melihat salah satu sahabat Angkasa itu dengan potongan rambut cepak.
Angkasa sudah menceritakan tentang pernikahannya dengan Ana ketika video call di grub mereka. Belum punya waktu untuk berkumpul karena kesibukan masing-masing dan mereka saling memahami.
Wajar saja, dengan berjalannya waktu Angkasa sadar kalau kebersamaan mereka dulu saat SMA itu benar-benar langka. Untungnya tidak ada yang menghilang ataupun terlupakan, mereka masih sahabat terbaik yang Angkasa punya. Faktanya di kampus meskipun bersama selama perkuliahan, tidak ada kekeluargaan yang terjalin di dalamnya. Apalagi Angkasa yang seorang introvert lebih memilih di dekati lebih dulu daripada dikira sok akrab, baginya mereka seperti teman yang hanya punya tujuan, minat, bakat dan kepentingan yang sama.
Setelah sampai Ana menggandeng lengan Angkasa, dia tidak perlu malu karena itu sudah menjadi kebiasaan mereka. Mencari keberadaan sahabatnya, Angkasa mencoba menelpon.
"Oi." Angkasa dan Ana menoleh ketika terdengar suara teriakan yang di kenalnya, mereka melambaikan tangan agar Angkasa melihatnya. Berjalan mendekat, Ana melepaskan pegangan pada lelakinya dan membiarkan Angkasa menghamburkan diri ke pelukan Haru. Jendral, Januar dan Wawan ikut memeluk, jadilah mereka berlima berpelukan.
Ana yang melihatnya terharu, andai saja dia memiliki lima sahabat yang seperti itu juga. Iri tentu saja, meskipun begitu Ana tetap bersyukur dengan kehidupannya saat ini.
"Keren banget rambut lo, bro." Mereka sudah mengunyel-unyel kepala Haru. Mereka sudah melihatnya dulu ketika pertama kali Haru mendaftar, bahkan waktu itu mereka menertawainya.
Ana pangling melihat mereka yang terlihat lebih dewasa, padahal baru dua tahun tidak bertemu. Haru yang cungkring tinggi dulu, sekarang terlihat lebih berotot dan gagah, Jendral dengan potongan belah tengah terlihat lebih tampan seperti mahasiswa populer di drama-drama, Januar dan Wawan juga masih mempertahankan otot di tubuhnya tetapi wajah dan auranya semakin meresahkan. Bahkan Angkasa terlihat kawai berada di antara mereka.
Angkasa menggapai tangan Ana agar senantiasa berada di dekatnya.
"Eh ada Ana?"
"Kalian beneran udah nikah? Selamat ya, Sa, hadiahnya nyusul."
"Nggak nyangka sampe pelaminan."
"Kalo gue nikah, gue nggak mau ngundang lo ah."
Angkasa mendelik.
"Eyy kan udah kita bicarain soal ini, nggak usah di bahas.""Gimana malam pertamanya?" goda Jendral. "Pengen cepet-cepet punya ponakan."
"Jen!"
"Oke oke gimana kalau kita ngumpul di rumah Haru aja, kalian pada nggak sibukkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjanya Angkasa - Asahi Treasure✔️
Teen Fiction"Sa, gue baru tau Lo suka senja." "Iya tapi gue lebih suka senja yang dihadapan gue," kata cowok itu sambil natap Ana. Ana balik menghadap cowok itu. "Lihat tuh kedepan bukan ke gue." Tangannya secara spontan mengarahkan wajah Asa kedepan. Asa terta...