"Aku mengalami perjumpaan terhebat, tapi aku kehilangan kesempatan sampai takdir memberikan waktu untuk kita bersama, dan mungkin takdir akan mempermainkan kita lagi nantinya."
<<<3
Di sinilah mereka sekarang, selesai makan malam Ana dan Joan memutuskan untuk menonton televisi bersama. Ana tau alasan orang tuanya menyuruh Joan menginap dirumahnya karena apa, tentu saja agar mereka lebih dekat satu sama lain. Lagian juga biasanya dia ditinggal sendirian nggak masalah kok. Dan adanya Joan setidaknya membuat dia tidak merasa kesepian hingga berujung galau lagi memikirkan Angkasa.
Bukankah berpindah ke lain hati adalah solusi move on yang tepat dengan cara mencoba mencintai orang baru, meskipun jatuhnya malah sebagai pelarian sih. Tapi Ana masih takut melihat reaksi Angkasa nantinya jika tau Ana malah bersama Joan, yang otomatis Angkasa akan jadi adik iparnya. Memikirkannya saja membuat Ana takut, apakah dikehidupan sebelumnya Ana membuat kesalahan besar hingga terjebak dengan dua bersaudara itu.
Keenakan melamun gadis itu tidak menyadari Joan yang mendekat ke arahnya menghempas jarak di antara mereka. Ana yang merasakan hembusan napas di pipinya pun menoleh lalu tersentak kaget jantungnya terasa mau copot, namun dia tidak bergerak sedikit pun, tubuhnya membeku.
Joan mati-matian menahan tawa melihat ekspresi di wajah Ana, sedikit berniat menjahili, cowok itu meletakkan tangannya di samping kepala Ana untuk mengukungnya. Masih tidak ada tanggapan, melanjutkan aksi dengan memiringkan wajahnya.
Mereka masih saling bertatapan, Joan melihat ke arah bibir gadis itu, berniat meminta izin dengan kembali menatap matanya. Bunyi alarm tanda bahaya memenuhi kepala Ana namun tubuhnya tidak merespon apapun, Joan sedikit memajukan wajahnya masih menunggu reaksi gadis itu tapi dirinya malah fokus ke benda kenyal berwarna pink pucat. Baru kali ini Joan sedikit berhati-hati, biasanya kalau dirinya ingin, dia bisa langsung melahapnya saja dan si lawan cukup menikmatinya.
Melihat tubuh gadis itu yang mulai gemetar, Joan merasa senang karena berhasil mendominasi. Dirinya sengaja menggesek hidung mereka pelan, lalu ketika hendak menempelkan bibir keduanya Ana langsung menoleh ke sebelah kiri melihat ke arah tangan cowok itu yang masih mengukungnya dan memejamkan mata mencoba menghindari hal yang akan terjadi.
"Asa," gumam gadis itu tanpa disadari yang masih di dengar oleh Joan.
"Kenapa? cuma Asa yang boleh ya?" tanya Joan masih mempertahankan posisinya, bahkan Ana merasakan napas hangat cowok itu di telinganya.
Ana menggeleng cepat.
"Atau jangan-jangan Asa belum pernah nyium Lo di sini." Joan menyentuh bibir gadis itu dengan jarinya yang langsung di tepis oleh Ana. Merasa kepalanya sudah bisa berpikir normal dan tubuhnya merespon dengan baik, Ana mengumpulkan tenaga untuk mendorong tubuh Joan hingga laki-laki itu terdorong sedikit menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjanya Angkasa - Asahi Treasure✔️
Teen Fiction"Sa, gue baru tau Lo suka senja." "Iya tapi gue lebih suka senja yang dihadapan gue," kata cowok itu sambil natap Ana. Ana balik menghadap cowok itu. "Lihat tuh kedepan bukan ke gue." Tangannya secara spontan mengarahkan wajah Asa kedepan. Asa terta...