"Aku tidak akan rugi karena mencintaimu."
<<<3
"Tumben Bang Jo di apartemen" tanya Angkasa ketika melihat abangnya duduk di sofa bersama teman-temannya.
"Kemana? Sini dulu lah duduk."
Angkasa menggeleng sambil tersenyum tipis.
"Mau bersih-bersih dulu.""Tapi nanti kesini lagi ya." Joan menatapnya memohon.
"Iya." Setelah mengatakan itu Angkasa langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan diri.
"Jo kalo di liat-liat adik lu manis banget tau." Salah satu teman dari Joan berbicara.
Membuat teman satunya lagi menoyor kepala salah satu teman yang berbicara tadi pelan.
"Lah baru nyadar lo, kemana aja dari kemarin."
"Ya soalnya kan dia jarang ngomong duluan kalo ke kita-kita, mukanya datar jadi agak segan."
"Ssst kalian ngomongnya di depan abangnya langsung ntar di usir loh." Satu-satunya perempuan yang sedari tadi hanya memperhatikan akhirnya membuka suara.
"Gakpapa sayang, asal mereka ngomongnya yang baik-baik, kalo nggak, langsung gue tonjok tuh muka." Joan yang sedang bersandar di bahu perempuan disebelahnya mengacungkan kepalan tangan ke arah teman-temannya yang ditanggapi dengan candaan.
Beberapa menit kemudian Angkasa yang sudah berpakaian santai dengan rambut sedikit basah duduk bergabung dengan mereka, tak lupa sebelumnya dia mengulurkan tangan bertos ria dengan teman-teman abangnya secara singkat. Joan memperbaiki posisi duduknya.
"Sa, kenalin ini kakak iparmu." Joan tersenyum lebar melirik ke arah perempuan disebelahnya kemudian menatap adiknya.
"Ciee dah langsung dikenalin ke adik tersayang, ntar tinggal ke mama papa ya," celetuk temannya Joan.
Perempuan itu tersenyum lembut ke arah Angkasa, dia mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Adelia Reiri Anjani, panggil aja Lia."Angkasa juga mengulurkan tangannya dan bersalaman.
"Angkasa, panggil aja Asa." Kemudian melepaskannya."Gue kebelakang dulu, mau ngambil minuman lagi." Bang Jo berdiri sehingga yang tadinya dia berada ditengah-tengah Lia dan Angkasa sekarang menyisakan tempat kosong ditengah mereka, membuat Lia sedikit bergeser mendekat.
"Joan sering cerita tentang lo, btw bicara santai aja kalo berdua, kita seumuran soalnya."
Angkasa menanggapinya dengan anggukan.
"Sudah berapa lama?"Lia berpikir sejenak mengenai pertanyaan yang diberikan oleh cowok itu yang menurutnya membingungkan, setelah paham dia menjawab.
"3 Mingguan," katanya," Sebenernya ini nggak disengaja sih cuma kami sudah memutuskan untuk berkomitmen," lanjutnya lagi.Angkasa mengangguk.
"Dia baru kali ini ngenalin secara langsung ke gue, jadi gue rasa dia juga serius sama lo. Jadi jangan sakitin Bang Jo, oke."Mendengarnya membuat Lia tertawa, lucu saja baginya.
"Kalo Abang Lo yang nyakitin gue duluan gimana?" tanya Lia sambil menaikkan sebelah alisnya. Angkasa menatapnya lama."Ya, derita lo." Ucapan yang dikeluarkan oleh adik kekasihnya membuat wajah Lia berhenti berekspresi. Otomatis itu membuat tawa Angkasa menguar tanpa di duga. Teman-teman Joan yang hanya melirik mereka yang sedari tadi sedang mengobrol kini sedikit takjub sekaligus ngeri.
Lia juga terpesona untuk beberapa saat, Angkasa ini wajahnya terbilang manis juga tampan apalagi saat tersenyum menampilkan lesung pipi dan gigi taringnya. Lia langsung ingat kucingnya dirumah, boleh gak sih dikarungin terus bawa pulang, yang ada dirinya malah ditendang keluar oleh Joan kekasihnya. Tapi jujur, wajah Angkasa sangat menyebalkan saat mengatakannya tadi. Lia kan udah ketar ketir takut nggak direstuin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjanya Angkasa - Asahi Treasure✔️
Teen Fiction"Sa, gue baru tau Lo suka senja." "Iya tapi gue lebih suka senja yang dihadapan gue," kata cowok itu sambil natap Ana. Ana balik menghadap cowok itu. "Lihat tuh kedepan bukan ke gue." Tangannya secara spontan mengarahkan wajah Asa kedepan. Asa terta...