Kenzo menyugar rambutnya pelan kebelakang kala seorang wanita yang tubuhnya bak gitar spanyol melintas melewati mereka dengan santainya.
Dengan cepat Zico menyenggol bokong Kenzo menggunakan bokongnya sehingga membuat pria paruh baya itu jatuh tersungkur.
Tidak memperdulikan musuhnya sama sekali Zico sibuk mengekori kemana wanita itu melangkah. "Ibunya janda nggak Mbak?" tanya Zico dengan senyum lebarnya.
Wanita itu menghentikan langkahnya, dahinya mengkerut heran mendengar pertanyaan konyol dari orang asing yang ada didepannya. "Kenapa, ya, Om?"
"Itu teman saya lagi nyari janda, kasian belum bisa ngelupain bininya," ucap Zico dengan wajah yang di buat sesedih mungkin. Ia menghapus kasar air—em, tidak ada air. Ia menghapus kasar pipinya yang tidak berair sama sekali.
"Marsya liat Zico, dia mau coba-coba selingkuh. Kasih dia geluduk," adu Kenzo seraya menatap langit-langit yang mulai gelap.
Ctar!
Suara petir menyambar membuat Zico tersentak kaget. "Bercanda sayang, di hati aku cuma ada kamu," sahut Zico seraya menangkup kedua tangannya dengan kepala yang mendongak.
Wanita yang sempat berbincang dengan Zico tadi sudah berlari masuk ke dalam saat rintik-rintik hujan mulai berjatuhan ke atas tanah.
"Iya, yang lainnya di empedal, jantung, ginjal, lambung, usus," sahut Kenzo lagi guna mengompor-ngompori.
Ctar!
Lagi-lagi suara petir mengagetkan Zico. "Zo, bini gue udah jadi penyihir di atas," teriak Zico histeris dan bersembunyi dibalik ketiak Kenzo.
"Ouh, pantesan semasa hidupnya dia suka marah-marah, ternyata dia titisan penyihir," balas Kenzo dengan bisikan.
Sebuah petir menyambar tidak jauh dari posisi mereka berdiri dan membuat dua duda itu ketar-ketir. "Bercanda Marsya! Gue masih punya dua anak lagi untuk di tuakan!" teriak Kenzo dan mendorong tubuh Zico hingga jatuh terpental ke bawah, kemudian barulah ia berlari kencang menerobos hujan yang semakin lebat. Ia berlari dengan tumit yang hampir menyentuh bokongnya.
Sorry, gue susah jelasin cara larinya gimana, intinya beda dari lari biasa.
"Kenzo Asu!" caci Zico dan berusaha bangkit dari posisi terlentangnya. Pasti duda itu membalas dendam karena habis di dorong tadi.
Memang! Pria tua itu anaknya dendaman. Jadi enggak usah mau berteman dengannya, barang dagangannya saja bisa kosong. Apalagi nyawa? Eh, bercanda Kenzo seorang duda yang baik hati dan penyayang.
Ya, ingatkan ia nanti untuk meminta bayaran karena telah memuji Kenzo di depan para pembaca. Ah, ia sampai lupa untuk kabur karena berbicara dengan kalian.
Dengan cepat Zico bangkit dan ikut berlari menyusul Kenzo.
Entahlah, tidak ada yang tau mereka ke mana. Bukannkah mobil mereka terparkir di sana, tepatnya di depan restoran tersebut. Kenapa mereka berlari ke arah jalan besar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Duda [END]
HumorTampan? Lumayan! Kaya? Sedikit! Duda? Pasti! Siapa lagi kalau bukan Duo duda. Dua pria paruh baya yang sudah lama ditinggalkan oleh istri mereka. Ya, makanya itu mereka disebut Duda. Kerjaan mereka tiap hari hanyalah bertengkar, tapi tenang saja uan...