Duo Duda [Part 21]

1.8K 293 16
                                    

Misi mereka dalam mencari dukun viral itu belum juga berakhir, padahal hari sudah semakin gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misi mereka dalam mencari dukun viral itu belum juga berakhir, padahal hari sudah semakin gelap.

"Lapar, Kak," eluh Kayla seraya mengelus perutnya yang memang belum terisi sejak tadi siang.

Valen melirik ke arah Kayla sejenak dan menampilkan wajah bersalahnya. "Maafin, Kakak, ya. Seharusnya kita kesini bawa makanan," sahutnya seraya menggengam telapak tangan Kayla dengan lembut.

Kayla menggangguk kecil kemudian menyandarkan kepalanya di dada Valen. Jadi mereka sedang beristirahat di bawah pohon yang lumayan besar.

Posisi Kayla sekarang berada di dalam dekapan Valen  dengan Valen yang bersandar di batang pohon. Cukup romantis, jika ada yang melihat pasti mereka akan berpikiran buruk.

Padahal awalnya Kayla ingin bersandar dipohon, hanya saja Valen dengan cepat melarangnya. Ia tidak ingin tubuh buah hati jantung pisangnya sakit-sakit karena bersandar di batang pohon yang keras.

Maka dari itu ia menyuruh Kayla duduk didepannya dan bersandar di dadanya. Setidaknya lebih empuk dibandingkan dengan batang pohon.

Iris mata coklat milik Valen menelisik sekitar. Jujur saja sebenarnya ia sedang lupa arah jalan pulang. Hanya, ia tidak memberitahu Kayla agar gadis itu tidak khawatir.

Valen melirik ke arah bawah saat mendengar dengkuran halus yang keluar dari bibir Kayla. "Gara-gara ni dukun, nih," salah Valen dengan suara pelan agar tidak membangunkan Kayla.

"Tapi gue juga ngantuk, sih," keluh Valen seraya menggosok-gosokkan kedua matanya agar rasa kantuknya hilang. Ia tidak ingin tertidur! Jika ia tidur ia tidak bisa melindungi buah hati jantung pisangnya.

Di hutan ini pasti banyak makhluk berbahaya yang bisa mengancam keselamatan Kayla. Makanya ia harus terus terjaga hingga—entahlah ia tau sampai kapan. Bahkan ia aja sudah lupa jalan pulang.

Valen melirik ponsel yang ada di genggamannya. Sial! Bahkan tidak ada jaringan di dalam hutan ini, umpatnya didalam hati.

***

"Hutan, oh, hutan kenape engkau luas?" Nyanyi Zico seraya menelisik ke sekitar. Ini sudah berapa jam mereka di dalam hutan, tapi tidak ada tanda-tanda adanya sosok anak Kenzo dan ponakannya di dalam sana.

"Ini udah malam, Om," tegur Bara dan semakin mengecangkan pelukannya di lengan Al dan Arka.

"Yang bilang siang siapa?" jawab Zico ketus. Ia berhenti sejenak lalu sedikit melebarkan kakinya kemudian sedikit membungkuk dan melihat arah belakang melewati celah-celah kakinya.

Kenzie, Arka, Al dan Bara jugaa ikut berhenti dan melihat Zico dengan binggung.

Hanya beberapa detik, Zico kembali menegakkan tubuhnya kemudian menggangguk-ngangguk kecil.

"Kenapa?" tanya Kenzie binggung dan dibalas anggukan setuju dari ketiga remaja yang jugaa kepo dengan apa yang barusan dilakukan oleh Zico.

"Cuma iseng," sahutnya santai dan kembali melangkah tanpa memperdulikan tatapan sinis yang di berikan para pria yang dibelakangnya.

Duo Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang