Duo Duda [Part 28]

1.4K 187 27
                                    

Niatnya mau hiatus sebulan atau dua minggu karena mood nulis mendadak anjlok.

Tapi, setelah dipikir-pikir ntar kalian nunggunya capek, terus takut ketagihan. Soalnya dulu pernah niat hiatus sebulan, eh, kebablasan jadi hiatus setahun.

Jadi ayo semangat untuk diri sendiri! Selesaikan apa yang telah dirimu mulai. Percayalah, semua perjuangan ini bakalan ada hasilnya.

Huftt, semangat!

"Mas Zico! Ini kenapa kaos kaki di letakin di sini!" teriakan seorang wanita terdengar nyaring di rumah mewah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Zico! Ini kenapa kaos kaki di letakin di sini!" teriakan seorang wanita terdengar nyaring di rumah mewah itu. Dengan langkah cepat wanita tersebut menuruni satu persatu anak tangga dan menuju ke arah belakang rumah. Ia yakin pria itu pasti ada di sana.

Dengan tangan berkacak pinggang, wanita itu menatap tajam seorang pria dewasa dan seorang pria remaja yang tengah asik bercocok tanam.

"Mas Zico!" teriak Marsya dengan gigi yang bergemelatuk saat kehadirannya tidak di sadari oleh mereka. Apakah para tumbuhan itu lebih penting? Apakah mereka tidak merasakan uap-uap panas yang keluar dari tubuhnya? Makanya tidak ada yang menoleh ke arah belakang.

"Eh, ayam," latah Zico dan tidak sengaja menghamburkan beberapa bibit tanaman yang berada di telapak tangannya.

Shaka sedikit tersentak mendengar suara teriakan yang tiba-tiba, Namun, dengan cepat ia tersenyum manis saat melihat sosok mamanya tengah dalam mode macannya.

Kakinya perlahan mendekat ke arah Marsya lalu mendaratkan sebuah kecupan di pipi wanita itu. "Mama," sapanya dengan sumringah.

Ekspresi wajah Marsya seketika berubah menjadi teduh, perlahan ia mengangkat tangannya dan mengelus kepala sang anak dengan penuh kasih sayang. "PR udah selesai, 'kan?" tanyanya dengan lembut.

"Udah, Ma," jawab Shaka semangat.

Sedangkan di satu sisi Zico menatap interaksi antara ibu dan anak itu dengan bibir yang melengkung ke bawah, mata tajamnya terus saja memantau dengan hati yang terus menggerutu kesal.

Lihat! Dengan bocah pria itu saja mulutnya sangat manis dan lembut. Mentang-mentang cuma anak satu-satunya pria itu mendapatkan perlakuan yang sangat berbeda.

Padahal ia juga suami satu-satunya, kenapa tidak di sayang-sayang?

"Mas!"

Zico yang tengah merutuki nasibnya di dalam hati, seketika tersentak kaget saat suara nyaring wanita itu kembali menembus masuk indra pendengarannya.

Duo Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang