Tampan? Lumayan! Kaya? Sedikit! Duda? Pasti!
Siapa lagi kalau bukan Duo duda. Dua pria paruh baya yang sudah lama ditinggalkan oleh istri mereka. Ya, makanya itu mereka disebut Duda.
Kerjaan mereka tiap hari hanyalah bertengkar, tapi tenang saja uan...
Buna publish ulang, ya, karena ada yang harus di rombak kemaren.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah melakukan makan siang bersama seperti yang diberitahukan oleh Kenzo. Kini Kenzo dan dua anaknya sudah tiba di rumah dan kini sedang berada di ruang keluarga seraya menonton televisi yang menampilkan tayangan drama tentang ayam dan kucing.
Emang ada? Ya, enggak tau. Ini cuma ngarang.
"Tadi Kay enggak ngapa-ngapain di sekolah kan, Ka?" tanya Kenzo terhadap putra satu-satunya.
Sebelum sang Abang menjawab Kayla lebih dahulu memotongnya. "Engggak lah, lagian papa kenapa enggak percaya sama Kay, sih. Kay anaknya baik lo," sahut Kayla dengan nada yang agak sedikit ngegas.
"Tas kamu ungu soalnya."
"Cuma gara-gara tas doang," keluh Kayla.
"Heh! Papa masih ingat, ya, dulu waktu SMP kamu suka banget ngisengin murid. Kamu dorong ke dalam selokan, tasnya kamu lempar ke atas genteng, sepatunya kamu masukin kedalam tong sampah dan masih banyak lagi kelakuan kamu yang bikin papa pusing, untung ada mama kamu yang selalu marah-marah," cerocos Kenzo dan menyebutkan seluruh kelakuan buruk Kayla di masa SMP.
Mendengar kata mama, Kayla menundukkan kepalanya dalam. "Itu alasannya, Pa. Mama besok ulang tahun, Kay harap mama bakalan datang terus marah-marah ke Kay. Kay kangen banget sama mama," lirihnya dengan sendu.
Arka yang dari tadi hanya menyimak pertengkaran seketika mengusap air matanya yang jatuh tanpa aba-aba. Ia kembali mengenang kejadian beberapa tahun yang lalu.
***
"Ma tadi di sekolah Kay gangguin orang lagi," adu Arka dengan mata yang terpejam. Ia sedang berbaring di atas paha sang mama sembari menikmati usapan demi usapan lembut di kepalanya.
"Kay ngapain lagi?"
"Dia ikatin rambut adek kelas jadi tegak satu kayak upin. Sampai nangis dia bikin." Cerita Arka dengan sangat antusias.
Tisha memejamkan kedua matanya, anak gadisnya yang itu memang selalu berbuat ulah. Tidak ada hari tanpa mengganggu orang lain. "Lev!" teriak Tisha dengan garang, ia tidak tau entah di mana keberadaan anaknya, tapi yang pasti masih ada di sekitar rumah.
"Apa, Ma?" sahut Kayla yang tengah bergelayut santai di sebelah kaki pria dewasa yang berjalan ke arah Tisha dengan kaki yang di seret-seret.
"Lev kasian papa sayang," tegur Tisha kala melihat sang suami yang agak kerepotan melangkahkan kakinya.
Bibir Kayla seketika tertekuk ke arah bawah. "Orang papa senang," sanggah Kayla. "Senang kan, Pa? Seneng bilang, senang," ancamnya.
"Wah, iya, senang banget. Huhu, yey!" ucap Kenzo dengan bertepuk tangan riang. Namun, dalam sekejap ia merubah ekspresi wajahnya menjadi datar.