Duo Duda [Part 33]

1.1K 118 3
                                    

"Sialan lo!" Kenzo menggertakkan giginya, matanya menyala marah saat melihat Zico lah yang berada di balik kostum badan buaya kepala beruang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sialan lo!" Kenzo menggertakkan giginya, matanya menyala marah saat melihat Zico lah yang berada di balik kostum badan buaya kepala beruang.

Sedangkan Zico dengan santai tiduran di atas meja, ekspresi wajahnya memancarkan ketidakpedulian, ia malah mengunyah buah apel dengan gerakan lambat. "Ini satu-satunya cara biar pernikahan lo gagal," ucapnya dengan sangat santai.

"Ya, tapi enggak usah lo rusakin beneran restoran gue," murka Kenzo dan mengusap wajahnya kasar. Sungguh, melihat keadaan restorannya sekarang membuat kepalanya benar-benar pusing.

"Ck, gue tau apa yang harus gue lakukan," sahut Zico malas.

"Ya, tapi—"

"Pak bos nyonya besar menuju ke sini," ucap salah satu karyawan memotong percakapan antara kedua duda itu.

Kenzo seketika memasang wajah panik, ia dengan cepat melirik ke arah kaca untuk melihat sosok maminya, kemudian kembali menolehkan kepalanya ke arah meja. Di mana duda itu? Kenapa menghilang? Dan sejak kapan?

"Ken, jadi beneran? Apa yang terjadi? kenapa sehancur ini?" tanya Hilda dengan ekspresi kagetnya, ia kira tadi anaknya hanya bercanda saja, agar bisa kabur dari pernikahan. Makanya ia datang menyusul.

Seketika Kenzo gelagapan kala maminya sudah berada di dalam restoraran dengan mata yang terus menatap sekitar dengan syok.

Sejurus kemudian Kenzo menyeringai kecil saat ia mengerti apa maksud dan tujuan dari Zico, Duda satu itu memang sangat cerdas dalam membuat konspirasi.

"Aduh, Mi, tempat usaha Ken hancur, Mi! Kepala Ken rasanya mau pecah liat ini semua. Ken nggak sangggup liatnya, mami tau kan ini salah satu tempat kesayangan Ken." Kenzo menjongkokkan dirinya dan memijat kepalanya pasrah, seolah-olah dia benar-benar kacau sekarang.

"Huwaaa!" teriak Kenzo seraya mengedipkan sebelah matanya ke arah karyawannya.

Karyawan yang di kode lantas menggangguk mengerti dan mulai memainkan drama mereka, seperti yang di jelaskan oleh Zico sebelumnya.  Mereka yang ada di sana memasang ekspresi sedih seraya meratapi meja-meja yang telah hancur.

"Pak bos, bahkan dapur dan meja kasir kita juga hancur. Pendapatan hari ini juga habis di curi pak bos," ungkap karyawan itu dengan akting yang sangat bagus, karena Hilda benar-benar percaya dengan ucapannya.

"Huwaaaa uangkuhhh!" teriak Kenzo histeris lalu dengan perlahan mendekat kearah gelas yang berisi air putih, ia mencelupkan kedua jarinya ke dalam sana dan mengusapnya ke bagian bawah mata.

Untung saja Hilda sedang sibuk melihat kekacauan sehingga tidak menyadari kelakuan dari putranya.

"Jay, gawat, gawat, gawat!" teriak seorang pria yang menggenakan topi chef dari arah dapur. Mendengar itu Kenzo lantas menolehkan kepalanya ke arah pria itu.

Aih, kepala kokinyaa satu ini. Ia sangat mengenal sifatnya dengan sangat baik. Karena, ia merekrut karyawan yang sifatnya hampir sama dengan dirinya.

Jay—karyawan Kenzo yang sedang berakting lantas membulatkan kedua matanya dan meneguk ludah kasar kala melihat ketua koki mereka keluar dengan wajah panik.

Duo Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang