Duo Duda [Bab 11]

3.1K 391 7
                                    

Shaka mengusap pelan dahinya yang benjol akibat lemparan maut dari tetangganya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shaka mengusap pelan dahinya yang benjol akibat lemparan maut dari tetangganya tadi. Hih! Semua wanita sama saja, suka sekali menyakiti.

Bugh!

Sebuah ranting pohon yang tidak terlalu besar terjatuh tepat di bahu Shaka. Shaka melirik ranting yang sudah terjatuh di atas tanah dengan heran.

Lihatlah, ia baru saja mengumpati para wanita, tetapi alam semesta malah marah padanya. Begitu dahsyatnya kah kekuatan para wanita.

Kalau tau begini ia lebih baik tidak keluar rumah. Huh, kalau tidak karena suruhan papanya untuk mengecek kebun yang berada di dekat rumah Arka, ia tidak mungkin sial begini.

Dengan berbalut celana pendek ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah tempat yang sudah di kelilingi oleh pagar-pagar. Ia menghela nafasnya sejenak baru kemudian membuka pintu tersebut.

Namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah tulisan di atas kertas yang tertempel di depan pintu gerbangnya.

"Beberapa buah sudah di curi oleh Kayla, terima kasih. Salah sendiri punya kebun di dekat rumah gue." Begitulah isi tulisan yang berada di kertas tersebut.

Shaka mengepalkan kedua tangannya, dadanya naik turun seperti orang yang sedang sekarat. Ya, ya, ya, dia terlalu suka melebih-lebihkan. Kalian tau orang yang saat sakit jantungnya kumat di tv, tv, ya! Seperti itulah Shaka sekarang.

Sambil berjalan sempoyongan dan memegang dadanya, ia berjalan cepat menuju ke arah rumah musuh bebuyutan Papanya.

"Kayla!" teriaknya saat sudah tiba di depan pintu kediaman keluarga Kenzo.

Arka yang tengah bermain sepeda di dalam rumah lantas menghentikan kayuhannya. "Kenapa lo? Lagi sekarat?"

"Ayeee, mata lo dua tapi enggak bisa liat gue lagi apa? Ini lagi marah," sentak Shaka.

Arka meletakkan sepedanya kepinggir kemudian mendekat ke arah Shaka. "Kagak ada jamannya orang marah kayak orang mau mati," cibir Arka.

"Beda generasi," ketus Shaka. "Kayla!" pekik Shaka lagi.

"Ngapain lo manggil, manggil adek gue? Demen lo sama adek gue? Makanya suruh bapak lo bikin adek lagi. Ntar biar bisa di adu sama adek gue, aduh." Arka mengusap kepalanya pelan saat seseorang menjambak rambutnya kasar.

"Emangnya gue ayam jago," marah Kayla dengan mata yang melotot.

Arka cengengesan. "Itu Shaka mau mati."

"Mati? Kok bisa? Emangnya dosa dia udah cukup untuk masuk neraka?" tanya Kayla dengan wajah kagetnya.

"Hei bocah! Ngadi-ngadi, ya, mulut lo!" marah Shaka.

"Apa!"

Shaka seketika terdiam saat mata tajam Kayla kini tertuju padanya. "Enggak, itu, anu, ngapain nyolong buah papa?" tanyanya dengan sedikit gugup. Ya, ia takut di terkam oleh anak gadis dari Duda Kenzo itu.

Duo Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang