15. °Semangat Untukmu°

91 13 4
                                    

Tinggal menunggu sekitar tiga bulan sampai Kuroko akan masuk ke klub basket kelompok pertama. Apa aku akan bisa benar benar menanganinya?

Rasanya ini terlalu lancar, padahal bukannya biasanya kalau ada di novel novel teenlit yang suka haha hihi bakal ada masalah kan? Aku gugup soal itu. Apa aku akan sungguh sungguh bisa membantu mereka untuk menghindari masalah itu?

Rencanaku sendiri kalau Aomine nanti mulai berubah aku ingin memukulnya. Ya, melampiaskan apa yang selama ini kutonton. Lalu langkah kedua aku akan menyemangatinya. Langkah ketiga menangani Murasakibara dan Akashi, ini sih sulit. Murasakibara mungkin akan bisa kutangani dengan bujukan. Kalau Akashi, dia itu bikin pening.

Akashi itu tidak mudah disogok, wong dia udah punya banyak uang ngapain juga melakukan kkn. Aku berniat untuk mengatakan kemungkinannya pada Akashi, apa aku sekalian jujur saja soal kemampuannya agar dia nanti berlatih keras untuk melewati Murasakibara? Mungkin itu akan berhasil.

Mengingat aku memiliki pengalaman hidup lebih lama dari mereka yaitu sekitar 16 tahun, tentu saja aku akan lebih matang dibanding mereka. Sial, perbedaan umur ini membuatku terasa seperti kakak asuh mereka.

"Hei, Name, jangan terlalu banyak berpikir, otakmu mau mendidih tuh," keluh Ciel sambil tetap fokus mengepang rambutku.

Aku tak mengerti kenapa dia tiba tiba melakukan ini, hanya saja Ciel memang memperhatikan penampilan walau tidak separah jamet. Aku juga tak menyangka dia ternyata bisa mengepang.

"Mengepang itu mudah, bahkan manusia purba bisa melakukannya."

Aku menoleh, penasaran dengan apa yang dikatakan Ciel, "Sungguh? Homo sapiens sudah bisa mengepang saat itu?"

Tangan Ciel bergerak memaksaku untuk tidak menoleh, dia mengatakannya santai, "Tentu saja, aku tidak tahu."

"Anjeng."

"Hei, Ciel, menurutmu apa tidak apa kalau aku nanti merusak alur?"

Ciel tetap fokus mengepang rambutku. Kini dia sudah membagi sebagian rambutku untuk dikepang menjadi dua. Tadi dia sudah menyisirnya sebelumnya, ya mungkin kalian akan terkejut, Ciel membantuku menyisir rambutku dan menatanya. Dibanding membiarkan tergerai aku lebih memilih menatanya dengan mengikatnya.

Mengambil cermin di dekat, ia memberikanku cermin. Aku menatap pantulan di cermin yang menampilkan wajah gadis manis tanpa kacamata tebal di masa laluku. Ternyata dunia ini benar benar mengurangi kekuranganku.

"Kenapa kau baru bertanya sekarang huh? Jujur saja bukankah itu tujuanmu dari awal?" Yah, Ciel mengatakannya. Padahal aku mau pura pura tidak tau itu dan menanyakan pendapatnya.

Aku cemberut mendengarnya dan menggerutu, "Ya kan aku menanyakan pendapatmu."

Ciel menyelesaikan kepangannya dan mengikat ujungnya dengan pita putih, "Sejak kapan pendapatku penting? Kan yang mengalaminya kau. Dan lagi itu keinginanmu."

Aku semakin frustasi sama orang ini.

"Maksudku itu bagimu baik apa buruk! Astaga orang ini benar benar ya! Aku ... aku ingin melihat mereka tumbuh. Aku ingin membantu mereka. Aku ingin ... membebaskan mereka dari kesalahpahaman yang menyakiti mereka nanti. Aku ingin mereka tetap bersama, sampai akhir, bukan hanya di akhir ..."

Aku melihat Ciel yang kemudian mengambil apel dan mengupasnya. Meski tak ada Sebastian, ternyata dia tidak benar benar bisa segalanya. Lihat, mengupas apel saja malah dikupas dengan dagingnya.

"Kalau kau ingin jawaban jujur maka aku akan bilang, merusak alur akan merubah takdir yang mungkin saja bisa membuatnya lebih buruk. Tapi, mungkin saja apa yang akan kau rubah akan jadi lebih baik," Ciel menaruh pisaunya dan memakan apelnya, "Manusia terlalu banyak pikiran akan masa depan padahal mereka belum tau apa yang ada di masa depan sebelum benar benar melakukannya."

GTDA (Kuroko No Basuke x Reader)  ■ Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang