10. Midorima Shintaro

138 18 7
                                    

Melihat pantulan cermin saat menggosok gigi di pagi hari aku merasa frustasi. Kantung mataku terlihat jelas karena kemarin tidak tidur.

Kata kata Aomine kemarin benar benar membuatku ingin memukul kotak kegemasan dalam hatiku hingga kegemasan itu akhirnya memukulku sampai k.o. Bagaimana bisa aku akhirnya mengalami masa uwu ini setelah bertahun tahun mengidap uwuphobia?

"Name, apa kau sudah selesai mandi? Sarapannya sudah mau siap!"

Aku menghela napas mendengar ketukan dan suara Momoi itu, ternyata aku masih ada di dunia bukan di akhirat karena tidak terbiasa dengan kemanisan hidup.

"Iya! Sebentar lagi aku akan selesai!"

Keluar kamar mandi aku lansung pergi ke meja makan. Di sana sudah ada omelette dan teh hangat. Kepul asap tipis dari omelette menguar beriringan dengan bau harumnya, sepertinya benar benar baru matang.

Akira tersenyum menyapaku, "Pagi, Name, bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik?"

Aku tersenyum membalas sapaannya dan duduk di kursi, "Sudah kok senpai, rasa nyerinya sudah menghilang tapi ya kalau ditekan rasanya ya masih ada."

Miki menghela napas, terlihat kecewa melihat Name, "Wajah Name yang manis dan imut dengan bengkak tersebut membuatnya sedikit buruk ... semoga saja bengkaknya cepat hilang ..."

Yah mau bagaimana lagi, tawon memang meresahkan makanya kalau ada tawon harusnya menghindar. Dan kebegoanku muncul karena baru sadar kalau itu sarang tawon bukan sarang lebah. Memang lebah itu asal lansung menjauh, tapi masalahnya kemarin tawonnya sepertinya sudah badmood sarangnya remuk lagi.

Untung saja kudengar kejadian itu tidak berlansung lama dan menimbulkan banyak korban sengat. Karena ya mungkin letaknya di pojokan jauh dari keramaian makanya lebih mudah dievakuasi.

Momoi menatapku khawatir, "Name chan apa kau yakin kau akan tetap datang untuk pertandingannya besok?"

Aku mengangguk dengan senyum, "Ya, lagipula ini hanya sengat saja ... pasti besok rasa sakitnya sudah menghilang sepenuhnya hanya saja bekasnya memang masih ada."

Akira tersenyum menatapku, "Jika kau mau begitu maka baiklah."

Miki menatapku aneh, "Hei masa kau mau berada di pertandingan dengan wajah penuh sengat begitu ... Name chan kau itu sangat manis ... nanti bisa bisa banyak yang tidak suka padahal ini debut pertamamu sebagai manager ..."

Yah, dibanding mengkhawatirkan penampilanku, aku lebih khawatir Aomine. Lengannya kan bengkak juga. Apa besok dia akan bisa lancar?

"Yah, Miki justru bagus dan menarik kan kalau yang tidak suka kemudian terkejut melihat wajah asli Name?" Akira meminum tehnya perlahan lalu meneruskannya, "Lagipula kau juga setuju kan kalau Name itu sangat manis apalagi kalau didandani, orang yang tulus itu melihat dalamnya bukan luarnya."

Miki menepuk nepuk pelan pundak Akira, tertawa, "Kau ini benar benar ya~ yah Name chan memang sangat imut aku juga gemas sih dengannya~"

Aku hanya tersenyum mendengarkan percakapan mereka. Mereka terdengar tulus mengatakannya. Apalagi mereka juga sepertinya jujur ... mungkin memang akan bagus berteman dengan mereka.

Momoi menepuk pundakku, "Lalu Name chan, nanti saat pertandingan bisa kau lakukan ini? Karena orang itu sangat keras kepala mungkin saja dia akan mau mendengarkanmu."

Aku menoleh, bingung namun mengiyakannya, "Ya melakukan apa?"

Momoi tersenyum dan aku semakin bingung dengan itu.

***
Name melihat kotak pemberian Momo sambil berjalan santai. Apa ia benar benar tak apa melakukan ini? Name menunduk mengecek jam tangannya.

Masih jam sepuluh pagi dan masih ada waktu untuk pertandingan tim Teikou.

GTDA (Kuroko No Basuke x Reader)  ■ Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang