Jadi coba tebak. Duluan telur apa ayam?
"Pakai nanya. Tentu saja duluan peternak ayam, Name. Kalau peternak gak beternak ayam, telur gak dihasilkan. Dan telur juga gak menjadi ayam."
... itu masuk akal juga. Tapi tetap saja. Aku itu penurut aturan.
"Kau disuruh milih, malah pilih pilihan lainnya. Dan lagi, ayam di tempatku masih bisa bertelur tanpa harus dibantu peternak kok?"
Kalau dipikir jadi kepikiran. Ayam betina kalau di tempat liar bertelurnya sama ayam jantan atau sama burung spesies lain? Kalau sama unggas lain apa nanti akan terjadi hibrida persilangan spesies yang kemudian mengarahkan ke mutasi genetik? Misalnya ayam betina tetiba ditaksir sama seekor merak, apa nanti anaknya jadi ayam berekor merak?
"Bukankah kita harus berpikir di luar kotak? Berpikir di dalam kotak hanya akan menjadikanmu seperti pacarmu yang berotak serangga itu," Karma mengucapkannya dengan santai, sesantai dia mengupas kentang yang awalnya seukuran sekepal tangan menjadi segenggam tangan. Kalau ketahuan Kataoka pasti sudah dijadikan bahan gilingan mendampingi tepung.
"Hm kelabang apa sejenis serangga?"
Karma sibuk memperhatikan kentang yang dikupasnya, "Kelabang termasuk dalam Filum Arthropoda, dan insekta juga berada dalam di sana. Memangnya apa bedanya? Dia sama sama makhluk kecil yang menggeliat dan menjijikan."
Seringaian khasnya muncul. Kalau Asano ada di sini, aku tidak heran itu akan terjadi perang bertenaga nuklir. Aku penasaran antara Asano dan Karma siapa yang akan memenangkannya dalam pertarungan tangan kosong?
"Apa kalian perlu membicarakan itu di saat seperti ini ..."
Suara lesu yang imut itu muncul dari belakang. Menoleh ke belakang, Nagisa nampak lelah menyaksikan kami berdebat soal berbagai macam hal aneh. Salah satunya adalah kalau presiden cuti apa artinya negara sedang mengalami kekosongan kekuasaan?
"Yah, kesibukan yang repetitif ini butuh penyegar yang menghibur kan?" Menaruh kentang yang telah kukupas, hasilnya telah ada lebih dari tiga puluh kentang dengan yang kecil kecil itu punya Karma. Iya, aku bangga kentangku masih nampak bulat, gagah dan bersih. Seperti om om sugar daddy yang sering mampir ke kasino.
Tidak, jangan tanya bagaimana aku bisa tahu. Ini semua karena Ciel yang jaringan koneksi nya kelewat luas. Bisa bisanya dia sampai membawaku ke sana juga. Iya aku tau, aku yang masih di bawah umur harusnya terjaga suci, moralis, juga semurni susu nasional. Tapi yah, ada misi ada duit. Jadi aku mendampinginya sebagai pasangan gadungannya dan memperhatikan Ciel melakukan barter informasi.
"Yah, Name memang gila. Kau tidak usah khawatir kegilaannya itu akan berkurang, Nagisa," Karma melemparkan kentangnya tepat sasaran ke penampungnya. Dia lalu meregangkan jarinya, "Aku memang lebih cocok sebagai tim pencari dibandingkan seperti ibu ibu pengupas bumbu dapur yang suka bergosip."
Ini tidak bergosip. Gosip mana yang mau membicarakan ratu semut itu kenapa gak punya raja semut. Jadi aku hanya memperhatikan Karma pergi, sementara Nagisa menggantikannya dan membantuku mengupas benda lain yang baru datang. Yaitu, bawang.
Ya, another level kesakitan hati di dapur. Aku tak bisa berhenti menangis menyiksa bawang ini. Mengulitinya hidup hidup. Lalu memotong kepala dan anu nya. Kenapa aku menyebutnya anu karena aku tak tau menyebutnya bagaimana.
"Name san apa nanti akan datang ke festival di gedung utama? Bukannya Asano san mengundangmu?"
Aku menggeleng, "Di sini sibuk, bagaimana aku malah melarikan diri?"
Nagisa menaikkan sebelah alisnya, "Sibuk? Kita kan baru mulai, kita bahkan belum dapat pelanggan, Name san ..."
"Ini pasti akan laris keras. Jadi sebaiknya siapkan tenagamu untuk yang lain, Nagisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
GTDA (Kuroko No Basuke x Reader) ■ Season 2
أدب الهواةGo To Dimensional Anime! Season 1! Hasil remake dari judul yang sama! Setelah ini tamat akan dilakukan revisi perlahan lahan untuk menyesuaikan penceritaan juga alur yang lebih baik. [] [] [] Cuma kisah fiksi yang mengantarkanmu pada perasaan bag...