21. ° Pencuri itu °

81 12 14
                                    

Semenjak pertandingan pertama yang bermakna itu, Kise sangat mengagumi Kuroko. Meski dia juga tidak menyangka kalau Kuroko akan muntah dan lansung tepar sebelum Kise mengatakan semua pujian pada Kuroko.

"Kise kun, itu mulai menakutkan kau menatapku terus saat melakukan sesuatu ..."

Name tertawa dan melirik ke arah lain. Kalau dia jadi Kuroko, pasti juga kurang nyaman. Ditatap dengan mata berbinar seakan akan Kuroko adalah malaikat yang jatuh dari surga. Walau Kuroko memang malaikat, sih.

Kise yang bersemangat menawari Kuroko makanannya, "Apa baksonya kurang? Kalau kurang ambil saja punyaku, Kuroko cchi!"

Kuroko menatapnya sebentar kemudian lansung mengatakannya tepat sasaran, "Kise kun harus makan yang cukup agar nanti bisa bermain dengan baik. Kau lebih dibutuhkan."

Tak hanya Kise yang tertusuk hatinya atas kekhawatiran tulus dari Kuroko, Name juga begitu. Sepertinya dia akan mengeluarkan darah penuh kebahagiaan. Merasa sudah cukup puas dengan kehidupan karena melihat kedamaian ini.

Momoi menyuapi Kuroko dengan bakso miliknya, "Kalau begitu Kuroko kun harus banyak makan juga agar bisa bermain dengan baik, katakan aa~"

Kuroko sempat terdiam dan agak kebingungan, namun ia membuka mulutnya menuruti Momoi, membiarkan Momoi memasukkan potongan bakso ke mulutnya, "Aa ..."

Sa-sangat imut sekali!

Aomine, Kise, Name, dan Momoi tidak kuat melihat Kuroko. Bahkan tangisan penuh keharuan mungkin akan segera keluar dari mereka. Dan bukan tidak mungkin juga kalau keempat orang ini akan jadi ketua fanbase dari Kuroko. Ah, mereka jadi benar benar bersyukur Kuroko memasuki tim ini. Mereka menoleh pada Name.

Name mengacungkan jempolnya, hidungnya sepertinya memanjang dan wajahnya masih memerah melihat keimutan Kuroko tadi, "Ini sudah tugasku untuk membawa keimutan tak nyata pada klub yang gila ini."

"Hei siapa yang kau panggil gila?" Guratan kesal muncul di dahi Aomine, yah dia salah satu orang yang tersinggung dengan ucapan Name. Tersinggung karena mungkin saja itu dia sebagai salah satu orang dalam fakta yang dijabarkan Name.

"Name chin, aku ingin disuapi olehmu juga," Murasakibara memiringkan kepalanya, membebankan kepalanya pada pundak Name. Terlihat nyaman sekali apalagi dengan bau parfum Name yang selalu membuatnya gemas.

"Name chin aku ingin memakanmu saja," Mura memejamkan mata menikmati elusan dari tangan Name.

Name benar benar memperlakukannya dengan baik. Seolah olah Name diciptakan untuk mengurus Murasakibara. Sentuhan itu sangat menenangkannya.

"Sudahlah jangan bicara begitu dan buka mulutmu," Name menyuapinya dengan hati hati. Senyum penuh kepuasan itu muncul setelah melihat lahapnya Murasakibara memakan makanannya. Padahal biasanya Murasakibara pilih pilih dan tidak mau memakan sayuran, tapi dia memakannya karena disuapi oleh Name.

"Name, kau berlebihan, kau memperlakukannya seperti bayi," Itu tidak salah dari ucapan Aomine. Name memang menganggap Murasakibara bayi yang menggemaskan dan dia selalu menikmati saat membantu Murasakibara.

"I-itu benar! Mura cchi kan juga sudah besar! Dia bahkan lebih besar dari kita semua!"

Name memejamkan mata, tangannya masih tergerak menguraikan surai halus dan merabanya perlahan. Lekukan bibirnya tertarik membentuk senyuman yang cantik.

"Tak apa, dia memang bayi besarku ... aku akan membantunya dewasa jadi kalian tak perlu khawatir," Name menoleh ke arah orang orang yang kini memperhatikannya, mata jernih itu terlihat tanpa keraguan.

Ini aneh. Sebenarnya yang mana kepribadian Name?

Terkadang mesum. Terkadang aneh dan tak masuk akal. Terkadang rasional. Terkadang penuh semangat. Terkadang tenang. Terkadang seperti anak kecil. Terkadang seperti kakak perempuan yang dewasa.

GTDA (Kuroko No Basuke x Reader)  ■ Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang