32. ° Kebohongan °

68 9 6
                                    

Yah, meski aku selalu bisa tertidur dengan nyenyak setelah meminum teh dari Ciel, mimpi buruk masih menghampiriku. Entah mimpi dikejar banteng yang ditunggangi Aomine ataupun mimpi tenggelam di lautan uang.

Apa? Mimpinya memang buruk, aku bisa merasakan kenyataan yang menyiksaku di mimpi itu dengan semua keanehannya. Aku lebih berharap aku bisa bermain plot princess disney bersama mereka.

Menjadi little mermaid yang ada dibintangi Pangeran Kise juga menarik kan?

"Name cchi kau memikirkan apa?"

Tanganku yang digenggam oleh si kuning itu kian mengerat, dia bersandar nyaman di pundakku, "Hutang negara."

Alisnya bertaut lucu saat mendengar jawabanku, yah, memang hanya Akashi yang akan nyambung dengan pemikiranku yang kadang nasionalis.

"Kenapa memikirkan itu? Lebih baik pikirkan aku saja~" Dia makin ahli merayu ya. Aku mencubit pelan hidung itu, yah baiklah aku akan mengikuti alurnya saja.

"Aku selalu memikirkanmu dan juga yang lain, aku ingin kalian selalu bahagia, termasuk Kise," Aku khawatir pada Kise, dia punya pengalaman tidak menyenangkan dengan wanita, "Kau sangat populer, kuharap ada gadis baik dan manis untuk semakin mewarnai hidupmu, ngomong ngomong bagaimana tipe orang yang kau sukai, Kise?"

Yah, sebagai salah satu orang tua Kise tentu saja aku harus menyiapkan yang terbaik untuk anak ayam ini! Gadis yang pemalu bagus untuk mengimbangi Kise yang percaya diri ini, mereka akan saling melengkapi.

Aku memperhatikannya sambil menunggu jawaban pasti dari si kuning ini. Dia nampak menghindari tatapanku dan wajahnya memerah, uh sebuah dosa laki laki tampan seperti dia bisa memerah malu begini. Aku akan melaporkanmu ke Tuhan.

Dia berdehem sebentar sebelum menjawabnya, "Tidak adil kalau Name cchi tau, nanti bukan rahasia lagi."

Senyumku mengembang, berganti menyentuh pelan pipi yang memerah itu, pantas saja Kuroko memungutmu karena kau bisa menerima ajarannya dengan baik untuk menjadi imut, "Mana ada~ aku akan menjadi penyimpan rahasia terbaik yang bahkan hanya Tuhan yang akan tau~"

Air mukanya masih sama, tapi entah kenapa malah semakin memekat warnanya, ah, dia makin malu ya mwehehehe. Dia mengerucutkan bibirnya, memprotes tindakanku, "Tidak mau, Name cchi saja menganggapku seperti anak kecil."

Yah, itu tidak salah. Aku memang menganggapmu sebagai anakku, bersama Kuroko aku berasa jadi orang tua kedua Kise.

"Itu karena kau mirip anak ayam, Kuroko bahkan berpikir sama denganku," Aku menusuk nusuk pipinya dengan telunjukku, aku tidak tau apa itu pujian atau tidak, tapi Kise tetap menggerutu.

Banyak protesnya ya kau, bang. Mata dan mulut ini selalu mengatakan kenyataan tau. Padahal semakin dia bersikap begini dia semakin mirip dengan anak ayam. Hah, tapi kalau dia ngambek terus begini aku juga yang susah, ya kalian taw kan yahh, ayang bahagia aku juga bahagia, begitupula sebaliknya.

Jadi aku mengeluarkan permen, membuka bungkusnya baru memasukkan permen rasa lemon kesukaan Kise ke mulutnya, untungnya Kise sama mudahnya dibujuk seperti Mura, "Sudah sudah, jangan marah begitu~ Kise ku makin tampan kalau bahagia tau~"

Dia menarik pelan permennya dan berhenti bersandar padaku, wajahnya malah makin parah, aku jadi berpikir orang ini apa bisa sakit hanya karena satu pujian saja?

"Benarkah?"

Astaga, bahkan Tuhan pun akan salah paham mengira aku yang udik ini menyakiti matanya. Karena dia seperti mau menangis sewaktu waktu kalau aku hanya bercanda sekarang ataupun serius mengatakannya. Aku mengusap pelan air mata yang mulai keluar dari matanya, "Tanpa aku memujimu, semua orang pasti akan setuju denganku. Itu kenyataannya. Jadi jangan menangis begitu karena orang orang akan salah paham kau bersedih karena perkataanku tau."

GTDA (Kuroko No Basuke x Reader)  ■ Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang