"Aku ingin kau selalu membalas tatapanku."
Name terdiam mendengar ucapan dari Akashi. Dari sekian banyak hal, Akashi hanya meminta itu. Yang mana itu tidak menimbulkan keuntungan sama sekali pada Akashi.
Akashi yang menangkap kebingungan Name, meneruskannya kembali, "Kau sering sekali mengalihkan pandanganmu saat aku menatapmu."
Tatapan itu dalam, menelusuri Name yang terlihat sangat gugup setelah Akashi memberitahunya fakta itu. Sepertinya Name sangat berkeinginan menyangkal, tapi karena itu sungguhan terjadi dia sadar melakukannya.
Lucu sekali.
Akashi melepaskan rangkulan di pinggang Name setelah membawanya lebih menjauhi ujung bangku. Tatapan Akashi lalu mengarah pada pertandingan yang berlansung. Pertandingan persahabatan untuk menguji Kuroko dalam permainan tim.
Masih menunduk dengan muka memerah, Name memainkan jarinya, menimbang nimbang jawaban yang diperlukan. Ya, permintaan Akashi susah susah gampang sih, jujur saja Name tidak bisa menjanjikan pada dirinya sendiri soal itu. Bagaimana bisa ia bisa menatap mata yang selalu menelusuri setiap inci jiwanya? Tapi tentu saja itu permintaan yang murah dibandingkan permintaan mengawasi Kuroko selama mereka bersama. Karena bagaimanapun, Akashi lebih dibutuhkan Kuroko untuk mengembangkan bakatnya dibanding Name yang hanya memberinya dukungan saja.
"Apa benar hanya itu saja?" Name masih menunduk, menghindari tatapan Akashi yang kini mengarah padanya.
Senyum simpul muncul di wajah Akashi, di pikirannya sudah ada rencana setelah ikatan perjanjian ataupun rencana alternatif kalau ditolak, tapi ia yakin, Name akan menerimanya.
"Ya tentu saja, apa kau berharap lebih? Aku juga tidak keberatan soal itu."
Menggeleng cepat, Name buru buru menyetujui Akashi sebelum Akashi meminta perjanjian yang sinting, "Tidak! Aku bisa menyanggupinya. Sampai kapan itu?"
Simpul di sudut bibir itu makin merekah, menunjukkan kesenangan akan langkahnya yang berhasil, "Itu tergantung. Sampai kapan juga kau ingin memintaku mengawasi Kuroko?"
Name mengangguk memahaminya, mungkin tidak buruk juga kalau selamanya, mungkin saja meski mereka nanti berbeda tim, Akashi akan selalu membantu Kuroko dalam keadaan apapun, "Aku ingin selama mungkin. Meski nanti kalian berbeda sekolah, aku ingin kau tetap meneruskan janjimu itu. Apa itu boleh?"
Mata merah itu menyipit, sementara senyum itu masih sama dengan suasana yang berbeda, "Tentu saja. Selama kau menepati janjimu juga."
Sekali lagi, Name mengangguk menyetujuinya. Jari kelinkingnya terulur ke arah Akashi. Sekarang janjinya bertambah lagi, dari Kuroko, Murasakibara, dan Akashi. Sepertinya dia serasa menjadi manusia yang berkontrak dengan banyak roh seperti di film film fantasi.
"Kalau begitu aku ingin kau membalas tatapanku sekarang," Jari Akashi telah bertaut dengan Name, tanda ikatan mereka sudah dibuat. Mata merahnya memindai Name yang sempat terkejut dengan permintaannya.
Perlahan, mata Name yang terpejam gugup membalas tatapannya. Mata kecil itu terbuka, dengan pipi yang bersemburat warna merah muda, membalas tatapan Akashi.
Sial, kenapa malah jadi Akashi yang gugup sekarang. Warna merah di antara mereka kini sama, tapi bedanya Akashi mengalihkan pandangannya diikuti dengan Name.
Padahal rencana awal Akashi menyiapkan itu adalah untuk hubungan lebih dekat. Bermula dari saling memahami dari pandangan mata yang pastinya tak pernah berbohong. Dari keterbiasaan itu, perlahan akan menumbuhkan perasaan lebih yang sekarang Akashi harapkan di antara keduanya. Untuk saling terikat satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
GTDA (Kuroko No Basuke x Reader) ■ Season 2
FanfictionGo To Dimensional Anime! Season 1! Hasil remake dari judul yang sama! Setelah ini tamat akan dilakukan revisi perlahan lahan untuk menyesuaikan penceritaan juga alur yang lebih baik. [] [] [] Cuma kisah fiksi yang mengantarkanmu pada perasaan bag...