6. °Bang Niji°

132 17 1
                                    

Tralalala trililili

"Ngapain lo? Mulai gendeng?"

Hari Minggu yang cerahku jadi meledak karena Ciel sialan. Datang datang udah ngajak ribut.

Aku tetap fokus mencuci baju yang kemarin diberikan Akashi saat bajuku basah. Baju itu seragam Akashi dan baunya ... benar benar Akashi!

Saat memakainya, aroma dari Akashi lansung memanjakan hidungku. Dan membuatku bisa merasakan wangi yang elegan dan maskulin walaupun samar. Wangi mawar yang menenangkan dan membuatku memerah tanpa bisa kukendalikan.

"Memangnya itu pakaian pangeran Inggris sampai kau mencucinya sendiri secara manual dan memberikannya banyak pengharum pada itu ha?"

Ciel bacot. Ga bantuin tapi banyak bacot. Dia ga tau bagaimana perasaan seorang gadis muda yang sedang berbunga bunga karena bisa memiliki salah satu benda dari orang yang disukai. Oke bukan milik sih karena besok bakal kukembalikan.

"Diem lo dan pergi masak sana!"

Ciel mengangkat bahunya, "Kau galak sekali padaku tapi pada anak anak itu malah seperti kau menemukan duit di jalan."

Mana ada! Jangan samakan mereka dengan duit! Mereka itu tidak bernilai duit kecuali Akashi!

"Matamu, mereka itu lebih berharga dari itu! Akashi, Kuroko, dan lain lainnya benar benar jelmaan malaikat yang menyemangati uripku!"

"Dasar menyedihkan."

Anjing adalah hewan berkaki empat yang suka mengonggong. Terima kasih untuk Ciel yang sudah mengajakku berdebat dan lansung melemparkan pukulan telak untuk membuatku ingin membuangnya ke Money Daddy biar aku dapat duit.

Hah sekesal kesalnya aku pada Ciel aku tidak boleh sampai merusak benda keramat ini. Ini mungkin akan jadi sekali seumur hidup aku bisa mencucinya.

Selesai mencuci aku mengeringkannya dan lalu pergi ke dapur. Di sana sudah ada egg begnedict juga salad berisi tomat, selada, dan beberapa sayuran segar lainnya yang dibumbui minyak zaitun. Wah Ciel yang sebelumnya ningrat yang cuma bisa duduk ngesantuy merintah orang ternyata bisa memasak lumayan juga. Sepertinya Ciel cukup bekerja keras saat dia datang ke sini.

"Kau lama, mencuci sepasang baju saja lama," ucap Ciel menggerutu kesal dan menaruh apronnya di gantungan. Orang ini sepertinya ga jauh jauh dari kata kesal dan mengesalkan.

"Bacot lo."

Aku memakan makanan yang dibuat Ciel. Enak kok. Rasanya pas pas saja walaupun tidak menimbulkan boom ecchi macem di Souma.

"Lalu kapan kau akan mengembalikan pakaiannya? Besok? Hari ini mau jalan jalan?"

Ciel memakan santai makanannya sambil menunggu jawabanku.

"Kupikir aku hanya mau di rumah, malas kemana mana."

Ciel diam tidak merespon lagi. Canggung juga rasanya kali ini walau tiap hari sering bergelud. Ciel terkadang memang begitu, kalau tidak mengajak kdrt ya diem menikmati suasana hening. Menikmati suasana hening menundung dan mengerutkan dahi memikirkan sesuatu yang tidak kuketahui pastinya.

Ah iya, ngomong ngomong, aku sedikit penasaran bagaimana Ciel sampai ke sini. Apa dia benar benar putus kontrak dengan Sebastian sehingga bisa sampai sini? Hah entahlah, aku akan pura pura tak tau saja daripada bertanya hal yang mungkin akan menganggu Ciel. Lebih baik diam daripada mengundang masalah.

"Biar aku saja yang mencuci piringnya," ucapku membereskan sisa peralatan makan dan mulai membawanya ke wastafel. Aku memakai apron yang di gantungan dan lansung mencuci piring itu.

GTDA (Kuroko No Basuke x Reader)  ■ Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang