Epilog

95 8 2
                                    

Aku sudah banyak mendengar berita orang tewas tenggelam. Tapi entah ke berapa kalinya, aku akhirnya mengalami lansung detik detik perasaan mereka yang tenggelam lalu tewas.

Air yang masuk ke hidungmu, matamu, tenggorokanmu hingga paru parumu tidak terasa segar. Malah perih dan terasa kau akan terus tersedak sampai kau benar benar mati.

Aku bahkan tak bisa merasakan udara segar lagi, yang ada hanya air yang menyapamu.

Dan mataku yang tidak kapok perih menerima air yang sedingin es batu itu tetap terbuka walau tak sepenuhnya. Berusaha menangkap segala sesuatu yang mungkin akan bisa menyelamatkanku. Seperti misalnya tangan yang terulur.

Ataupun menangkap memori di mana dalam hitungan menit aku akan meninggal.

Itu menyakitkan. Aku tidak ingin mati seperti ini. Dan secepat ini.

Ah, aku tidak mau merekam pemandangan gelap dan dingin ini. Jadi aku menutup mataku. Berharap kalau ini hanya salah satu mimpi burukku yang biasa terjadi padaku.

"... Sebuah truk telah ditemukan berguling ke jurang pada ..."

Itu bahasa Indonesia yang dulu selalu kudengarkan. Bukan bahasa Jepang. Apa ini lanjutan dari mimpi absurb ku?

Meski sangat sulit, aku berusaha membuka kelopak mataku yang seberat gajah. Dan secercah cahaya yang silau lansung meraup masuk ke mataku, tentu saja itu terasa seperti cahaya ilahi yang begitu suci.

Aku pikir aku ada di surga sekarang. Tapi ternyata aku berada di ruangan yang kupikir rumah sakit. Dengan semua perlengkapan rumah sakit ini. Dan aku sudah seperti frankestain yang ditempeli berbagai peralatan medis.

Dan entah aku yang masih setengah sadar atau bagaimana, aku pikir aku salah melihat yang ada di sampingku.

Itu ibuku yang tertidur.

Gila, aku kembali ke tempat asalku. Dengan cara tenggelam bukan lewat portal dari Ciel.

***

GTDA (Kuroko No Basuke x Reader)  ■ Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang