Hai! Siapa nih yang kangen Gravitasi dan Revicks?
Aku bawain sequel dari Gravitasi nih!
Follow akun instagram Rp :
@atlantasky_
@achasacrystal_
@delgaramarveloSiap menyambut Gravitasi S2?
Happy Reading!
><
Hembusan angin menerbangkan balon seorang gadis kecil yang tengah bersantai di balkon rumahnya. Gadis kecil itu mendengus kesal, lantas segera turun untuk mencari balon kesayangannya yang terbang entah kemana.
Langkah kecilnya membawanya keluar dari gerbang rumah. Tak mempedulikan peringatan sang satpam yang terus memanggil namanya, meminta gadis kecil itu untuk kembali.
Namun, Achasa tetaplah Achasa. Putri kecil Gravitasi Caesar Leonidas yang super aktif dan bandel.
Achasa berhenti, mendongak ke arah pohon yang cukup tinggi, dimana balonnya tersangkut di sana.
"Abang, Papa, Pak Dodi, balon Acha kesangkut di pohon!" seru Achasa cukup keras, namun tak ada satupun yang meresponnya.
Kesabarannya yang setipis tisu membuat gadis itu menghentakkan kakinya kesal. Memilih kembali ke rumah dan meminta sang Papa membelikannya balon lagi.
Namun atensinya teralih pada sesosok anak kecil yang sedang meringkuk di depan rumah sebelahnya. Sepertinya dia tetangga baru Achasa, karena selama dua tahun gadis kecil itu menetap di sini, dia sama sekali belum pernah bertemu anak lelaki itu.
Perlahan, Achasa mendekatinya. Wajahnya menampakkan ekspresi bingung melihat anak lelaki yang hanya murung sambil duduk memeluk lututnya di depan gerbang.
"Hai!" ucap Acha mencoba menyapa. Namun anak lelaki itu sama sekali tak bergeming.
Acha tak menyerah, ia ikut berjongkok di depan anak lelaki itu, menopang dagunya di sana. "Kamu tetangga balunya Acha ya? Mau kenalan sama Acha nggak?" tawarnya sambil mengulurkan tangan, berharap anak itu bisa membalasnya.
Sepersekian detik Acha menunggu, tak ada respon apapun dari anak laki-laki itu.
"Yahh, kamu nggak mau temenan sama Acha ya?" tanya Achasa bersedih. Menarik kembali tangannya dan bersiap berdiri.
Namun dengan sigap anak lelaki itu ikut menegakkan tubuhnya, usianya hampir sama dengan Acha, namun tubuhnya lebih tinggi dan berisi. "Aku nggak punya temen. Kamu emangnya mau berteman sama aku?" tanya anak lelaki itu balik. Sontak Achasa pun tersenyum puas saat berhasil mengajaknya berbicara.
"Mau dong! Nanti kita main sama Lili, Lala, Lulu sama Luna!" ucapnya antusias. Menyebutkan satu per satu nama hamster peliharaannya.
Anak lelaki itu memiringkan kepalanya, mencoba memahami ucapan Acha yang terkesan masih cadel.
Sampai suara melengking sang Mama membuat Acha membelalak. Gawat, dia tak ingin terkena marah sang Mama lagi.
Namun sebelum dia mencari tempat untuk bersembunyi, Nara sudah berdiri di hadapannya dengan wajah lelah.
"Acha, kenapa keluar sendiri lagi sih? Mama kan udah bilang, kalau mau keluar ajak Papa atau Bibi atau Pak Dodi," omel wanita itu. Menghela nafas melihat kelakukan anak perempuannya.
"Maaf Ma, Acha mau ambil balon tadi," balas Achasa merasa bersalah.
Nara mengusap rambut anak itu. Dia tak berniat untuk memarahi anaknya. "Yaudah nggak papa, lain kali jangan keluar sendiri, oke?" pesan Nara lembut, dan dibalas acungan jempol oleh Achasa.
Tatapan wanita itu jatuh pada anak lelaki yang sedari tadi diam melihat interaksi mereka. Rasanya, dia masih asing.
"Kamu tetangga baru ya?" tebak Nara. Anak itu mengangguk kecil.
"Wah, Acha punya temen baru. Lain kali, main ke rumah Tante ya, rumahnya ada di situ," tunjuk Nara pada gerbang besar rumah.
"I-iya Tante," jawab anak itu sedikit takut. Fokus Nara kembali pada luka memar yang ada di kening anak itu, sepertinya luka itu masih baru dan belum diobati.
"Kening kamu kenapa? Ayo Tante obati dulu, takutnya infeksi," ajak Nara yang sudah menggandeng tangan Achasa.
Anak itu menggeleng kecil. "Nggak usah Tante, ini cuma luka kecil."
Namun naluri Nara sebagai seorang ibu tak pernah salah. Dia merasa khawatir pada anak yang usianya hampir sama seperti Achasa dan Atlanta itu.
"Yaudah kalau begitu, siapa nama kamu?" tanya Nara. Kembali berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan sang anak.
"Prince Delgara Marvelo," jawab anak itu dengan lugas.
"Bagus banget nama kamu. Panggilannya Delgara?" ucap Nara yang diangguki oleh Delgara.
"Nama kamu susah deh, Acha boleh panggil kamu Plince?" tanya Achasa meminta izin.
Delgara tersenyum tipis, seolah menyetujui panggilan Achasa untuknya.
"Oke Plince! Mulai sekalang kita belteman ya, Plince-nya Acha."
-Batas Fiksi-
Holaaa ibu Leonidas kembali lagi 🤑
hari ini, 600 kata dulu ya!
chapter ini cuma sekilas pertemuan acha dan delga, latar belakang mereka adalah anak SMA ya!
Spam komen buat lanjut!
Ini lebih banyak sudut pandang dari Acha yq? nanti Atlan aku juga buatin sendiri 😍
Tertanda
Nyonya muda Marvelo 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
DELGARA : LITTLE PROMISE [END]
Novela Juvenil[SEQUEL GRAVITASI - BACA GRAVITASI TERLEBIH DAHULU] "Keajaiban tuhan mana yang kamu maksud, Prince? Tuhan aku, atau tuhan kamu?" Jatuh cinta antara dua seniman, gadis pelukis dan seorang pemusik yang misterius, itu terlihat indah. Mengabadikan sekel...