Happy Reading!
><
Suara derap langkah saling bersahutan memenuhi koridor kelas. Bersamaan dengan bel tanda istirahat yang membuat sebagian murid terpekik senang. Mengayunkan kaki untuk kembali mengisi tenaga setelah pembelajaran hampir setengah hari yang cukup menguras tenaga.
Tak terkecuali rombongan most wanted SMA Kalingga. Sekelompok anak lelaki itu sudah duduk manis di pojok kantin. Menyalakan nikotin berasap itu seolah area ini adalah hak miliknya.
Langkah kaki jenjang membuat atensi anak lelaki itu teralih. Fokusnya menghadap kepada 'bapak ketua' yang sudah berdiri sembari bersedekap dada kepada mereka.
"Matiin rokok lo, atau lo yang gue pijek di sini," ancamnya dengan intonasi datar, walau niatnya dari awal hanya ingin bercanda dan menegur.
Mereka menurut, membuang puntung rokok yang masih cukup panjang itu ke tong sampah.
"Yaelah Ga, cuma icip dikit doang kok," alibi salah seorang lelaki dengan wajah memelas. Namun sama sekali tak direspon oleh pemilik kalung berbandul singa itu.
"Ini masih di area sekolah, lo bebas mau ngerokok di mana aja asal jangan di sini," sahutnya dengan sedikit peringatan.
Lelaki dengan name tag Aldebaran Kei Mahanta itu mencebik kesal. Melempar tatapan tajam seraya mengejek sang ketua.
Prince Delgara Marvelo, ketua Revicks angkatan kedua yang mempunyai paras bak dewa Yunani. Bidikan mata elang yang tajam serta visual berahang tegas itu mampu memikat kaum hawa yang melihatnya. Apalagi jabatannya sebagai seorang leader, menghidupkan kembali Revicks, geng yang didirikan seorang Gravitasi Caesar Leonidas di sekolah yang sama, setelah tujuh belas tahun lamanya.
"Lo sih, udah gue bilangin ntar Delga marah masih aja lo terusin," sahut laki-laki dengan rambut pirang itu, Paris Alsheiraz namanya.
Melihat Paris yang memojokkannya padahal lelaki itu ikut merokok membuat Kei memutar bola matanya malas.
"Atlanta sama Agam mana?" tanya Delga pada sosok lelaki yang masih fokus memainkan game pada ponselnya.
"Masih di kelas," jawab Gio tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel yang ia genggam. Giovanni Hansa Lucano, salah satu inti Revicks yang juga sahabat Delga.
Delga mengangguk paham, lantas mengambil es milik Paris yang menganggur di meja dan meneguknya sampai tandas.
"Delga anjir! Gue belum minum itu sialan!" pekiknya kesal. Mengangkat gelasnya yang hanya menyisakan es batu serta beberapa tetes air saja.
"Ntar gue ganti," balas Delga sembari terkekeh. Puas mengerjai sahabatnya sampai kesal.
Tak lama atensi keempat lelaki itu teralih pada dua lelaki lainnya yang baru datang. Menarik kursi dari meja seberang dan bergabung bersama mereka.
"Tumben banget udah keluar lo," celetuk Agam setelah mendaratkan bokongnya di kursi.
"Kelas gue kosong," sahut Delga. Meletakkan ponselnya saat Agam mengajaknya berbicara.
Agam mangut-mangut paham. "Mau pesen apa lo Lan?" Agam beralih tanya pada lelaki yang baru datang bersamanya.
Atlanta menoleh sekilas, menatap makanan temannya lain yang sudah tersaji di atas meja. "Samain aja kaya Paris," jawab Atlanta.
"Lo sekalian nggak, Ga? Gue mau pesen nih," tanya Agam ke Delga.
"Samain juga," jawab Delga singkat.
Setelahnya lelaki bername tag Agam Emilio Ganendra itu beranjak dari kursi. Bersiap memesankan makanan miliknya dan teman-temannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/335319002-288-k422544.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DELGARA : LITTLE PROMISE [END]
Novela Juvenil[SEQUEL GRAVITASI - BACA GRAVITASI TERLEBIH DAHULU] "Keajaiban tuhan mana yang kamu maksud, Prince? Tuhan aku, atau tuhan kamu?" Jatuh cinta antara dua seniman, gadis pelukis dan seorang pemusik yang misterius, itu terlihat indah. Mengabadikan sekel...