37 - Di Bawah Hujan Katanya

3.5K 450 22
                                    

Happy Reading!

>_<

Untuk kesekian kalinya, Acha berdecak melihat susunan buku yang baru saja ia ambil dari rak-rak. Mencari referensi pada buku ilmiah seperti ini selalu membuatnya kesal. Sebab, Acha tidak sepintar Delga ataupun Atlan yang sudah terbiasa dengan tugas seperti ini. Seharusnya ia mengajak Atlan tadi, namun ia terlalu malas menunggu sang Abang yang belum juga bangun.

Setelah Delga mengatakan bahwa dia tak bisa menemani Acha, maka gadis itu memutuskan untuk pergi sendirian. Hitung-hitung me time, karena sudah lama ia tak melakukan ini.

Gadis itu menghembuskan nafas lelah, tangannya bergerak menggulir layar Macbook yang ia bawa. Daripada membuka lembaran buku itu, Acha lebih tertarik untuk menonton drakor di layar Macbook miliknya.

"Kayanya bener gue harus les privat sama Abang," keluhnya lemas.

Tepukan di bahunya membuat lamunan Acha terhenti, gadis itu berbalik dan mendapati seorang lelaki tengah berada di belakangnya, seraya menenteng laptop yang belum sempat dinyalakan.

"Raven?" gumam Acha ketika mengenali sosok lelaki itu.

Raven menyambutnya dengan senyum. "Boleh gue duduk di sana?" tunjuknya pada kursi di sebrang Acha yang kosong.

Acha menganggukkan kepalanya tanda setuju. Mempersilahkan sang Tuan agar menemaninya di perpustakaan yang cukup sepi ini.

"Lagi ngapain di sini?" tanya Raven sembari mengambil salah satu buku yang sudah Acha ambil.

"Ngerjain makalah, cari referensi," jawab Acha dengan lesu. Lalu menumpukan kepalanya di meja. "Tapi belum gue kerjain karena bingung," ungkapnya jujur.

Raven tertawa kecil, wajah pusing Acha terlihat menggemaskan, apalagi bibir gadis itu memgerucut sebal sedari tadi. "Mau gue bantu?" tawar Raven membuat Acha segera menegakkan badannya.

"Beneran, lo nggak keberatan?" tanyanya memastikan.

"Sebenarnya gue bukan dari jurusan Science sih. Dulu gue ambil bahasa, tapi gue bisa bantu kok," ucapnya sungguh-sungguh. Lelaki dengan kalung salib itu mulai membuka laptopnya, mencari referensi lain yang sekiranya bisa membantu Acha mengerjakan makalahnya.

"Lo sendiri lagi ngapain di sini?" tanya Acha penasaran. Raven menghentikan aktivitasnya, menatap sang puan yang baru saja memberinya pertanyaan. "Gue lagi lanjutin novel gue yang bakal launching bulan depan. Di sini tempatnya sunyi, gue suka," jawabnya.

"Oh iya, bulan depan ada launching novel lo yang baru," gumam Acha mengingat-ingat. Padatnya jadwal sekolah membuatnya lupa bahwa penulis favoritnya itu tengah menggarap novel baru. "Penasaran banget gue sama buku baru punya lo. Gue belum bisa move on dari Melody kala Hujan," ungkap gadis itu pada lelaki di depannya.

"Mau gue spoiler dikit novel gue bakal yang baru?" tawar Raven dengan senyuman tipis. Acha menunjukkan reaksi senang, namun juga terkejut. Tak percaya bahwa ia mendapat spoiler novel langsung dari penulisnya.

"Novel ini gue ambil dari seorang gadis yang gue temui di bawah hujan juga. Dia, gadis yang berhasil membuat gue jatuh cinta setelah hari itu," ungkap Raven dengan tatapan mengarah ke langit-langit perpustakaan. Senyumnya tak luntur sepanjang ia menceritakan hal itu.

"Beruntung banget ya cewek itu. Dia berhasil diabadikan dalam karya seorang penulis yang hebat," gumam Acha, memuji Raven dengan bangganya.

Raven menurunkan pandangannya, menatap penuh makna kepada gadis yang tengah memuji ia sebagai seorang penulis di depannya.

"My Crystal, itu judul novel yang gue tulis, Cha."

🦖🦖

"Kondisi tubuh kamu menurun, Delga. Kamu harus menjalani rawat inap di sini, supaya saya bisa memantau perkembangan kamu."

DELGARA : LITTLE PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang