Happy Reading!
Chapter ini aku publish ulang karena wp eror terima kasih😊
><
"Mama, tolong!" suara teriakan Atlan menggema memenuhi ruang besar itu. Lelaki yang hanya memakai kaos berwarna hitam yang kontras dengan kolor spongebob nya berlari kencang menuju arah Nara. Memeluk sang Mama erat, hingga Nara yang tengah membereskan meja makan hampir terjatuh.
"Kenapa sih Bang?" tanya Nara kaget.
Tangan Atlan menunjuk ke bawah, tepat dimana kucing putih bernama Ace milik Acha tengah mendusel ke kakinya. "Kucing siapa sih Ma?" tanyanya dengan raut wajah ketakutan.
Nara terkekeh kecil, lantas meraih kucing itu untuk ia gendong. "Ini kucing barunya Delga sama Acha, Bang. Maaf ya, Mama lupa kalau kamu takut kucing," ucap Nara dengan lembut.
Perlahan, Atlan melepas peluknya. Bergidik ngeri melihat Nara yang tengah santai bermain dengan hewan berbulu itu.
"Sana bawa masuk ke kamar Acha aja. Kasian nanti dimainin Bumi," Nara mengalihkan kucing itu ke gendongan Atlan, namun secepat kilat sang anak ikut menghindar.
"Masa aku yang gendong sih Ma? Ih geli banget," tolaknya. Percayalah jika Gravi atau Acha yang melihat raut wajah Atlan seperti ini, pasti lelaki itu akan menjadi bahan ejekan.
Nara menghela nafas pelan, anak lelaki yang satunya ini memang menyebalkan sama seperti Gravi. "Tinggal pegang aja Bang. Ace nggak ngereog kaya yang punya kok," katanya berusaha menenangkan.
Dan mau tak mau Atlan menurut, menjinjing anak kucing itu yang tengah menatapnya bingung. Lalu bergegas ke kamar Acha untuk meletakkan hewan peliharaannya.
Atlan mengetuk pintu kamar sang puan berulang kali. Namun yang ia dapat hanyalah suara tangis lirih gadis yang mampu membuat bulu kuduknya meremang.
"Cha, lo di dalam kan?" panggil Atlan memastikan sekali lagi.
Dirasa tak ada jawaban, Atlan membuka pintu yang tak terkunci itu dan mendapati Acha tengah berbaring membelalangi pintu. Punggung kecilnya bergetar, menandakan gadis itu tengah larut dalam tangisnya.
"Hey, lo kenapa?" Atlan bertanya dengan lembut setelah meletakkan Ace di lantai. Membiarkan anak kucing itu ikut naik ke kasur dan mengintip sang nona yang bahkan tak merespon kehadirannya.
Acha berhasil duduk dengan bantuan Atlan. Wajahnya sembab serta tisu yang berantakan di sekitarnya. Pantas saja setelah makan malam tadi, Acha langsung kembali ke kamar dengan wajah murung.
"Siapa yang bikin lo nangis, hm? Bilang sama gue Cha, siapa yang berani jahatin adik gue?"
Tangis Acha semakin kencang, lalu dengan perlahan Atlan menariknya dalam pelukan. Teredam dalam dada bidang sang Abang, Atlan membiarkan kaosnya basah sebab Acha tak berhenti menangis.
"Abang, kenapa mereka jahat sama Delga? Apakah bahagia itu sebuah kesalahan? Kenapa, kenapa lo nggak beritahu semua ini sejak awal," Acha bertanya dengan parau. Tangannya yang lemah berusaha memukuli dada Atlan.
Dan kini Atlan tahu penyebab Acha menangis. Delga, masa lalu lelaki itu sungguh menyayat hati Acha.
"Apa yang lo omongin?" tanya Atlan tak paham.
"Delga cerita semuanya, Bang. Tentang malam dibalik kematian Ayahnya, dia yang nggak pernah dapat kasih sayang dari seorang Ibu. Gue lihat, gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kalau Delga adalah anak yang nggak diinginkan kehadirannya," ungkapnya penuh sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELGARA : LITTLE PROMISE [END]
Fiksi Remaja[SEQUEL GRAVITASI - BACA GRAVITASI TERLEBIH DAHULU] "Keajaiban tuhan mana yang kamu maksud, Prince? Tuhan aku, atau tuhan kamu?" Jatuh cinta antara dua seniman, gadis pelukis dan seorang pemusik yang misterius, itu terlihat indah. Mengabadikan sekel...