Part 2 Friend

8 2 2
                                    

Situasi dalam kelas tentu saja selalu berisik, apalagi ketika jam istirahat seperti sekarang.

Ada para murid laki‐laki yang sedang saling melempar bola Voly didalam kelas, aneh memang seperti tak ada lapangan saja.
Namun teriakan murid lain yang takut terkena bola Voly itu menjadi hiburan bagi seisi kelas.

Tawa Arez mengudara ketika melihat salah satu temannya yang sedang saling iseng dengan melempar kaos kaki masing-masing.

Seseorang menghampiri meja Arez

" Hayuk lah ngantin Rez " ajaknya " Makan geprek, enak nih kayanya "

" Bosen ah gue, udah makan geprek matah kemaren " tolak Arez

" Yaudah lu mau apaan dah? "

" tongseng sapi aja gimana? Gue berasa darah rendah deh hari ini. "

" Begadang  lagi ya lu tadi malem sama Darya, pantes gue liat tadi pagi lu tidur di bawah tangga " ejek Dewa

" Babi emang lu. Sana pergi sendiri aja kekantin, tiba-tiba jadi males gue "

" Melesin ah lo rez, ayo dong kekantin sekalian bolos kita. Gabut banget nih anjir belajar fisika "

" ngapain juga sih benda jatoh segala di hitung hitung , biarin wee atuh mau jatoh ya jatoh jangan di larang dong itu kan melanggar HAM perbendaan " cibir Dewa

" Gan, sumpah. Lo mending diem sebelum gue gebukin " ancam Arez yang pusing dari tadi mendengarkan Gandewa Jagat berbicara random.

Gandewa Jagat teman sekelas Arez sejak menduduki awal masuk sekolah SMA.

Awal pertemanan Dewa dan Arez bermula karena pembagian kelompok pada hari pertama masuk sekolah.

Dewa dan Arez berada dalam satu kelompok sedangkan Darya di kelompok lain, karena Arez yang pada dasarnya memiliki sifat pembangkit suasana yang baik, tak bisa diam dan mudah akrab dengan orang lain ternyata cocok dengan Dewa yang tak berbeda jauh sifatnya dari Arez.

" Gue bosen Rez, laper juga ini " keluh dewa pada arez
" Oke cintaku, sayang ku, Arez anak om Dawa yang cakep paling baik "

"Najis anjir, Jijik. Gan Jijik. Gua bukan maho, ya."

" Huak... gue juga gak maho kali. "

" ya terus kenapa gitu ? "

" Biar lo mau Arez ya ya ya " rayu Dewa sambil menggoyang goyangkan tangan Arez.

Namun dengan cepat Arez menghempaskan tangan Dewa.

" Gak mau ah, bentar lagi juga mau masuk nih. Hari ini mood belajar gue lagi bagus, biar pinter gue supaya bisa nyiptain lampu kaya pak Tarno"

" AREZ hayang nabok maneh anjir " umpat Dewa di depan telinga Arez

"Apasih teriak teriak lo gan. Mending cicing wae mane teh wa udah duduk lagi sono " Arez mengusap usap telinganya.
Telinganya terasa cukup pengang karna teriakan Dewa barusan.

" Gue bege bege gini juga tau ya yang nyiptain lampu saha, jeung si eta Thomas Alva Editor kan iya deh kayanya " ujar Dewa sambil
mengetukan jari telunjuknya di dagu.

" Aduh wa gue kata juga apa, liyer aing liyer" Arez mengeleng gelengkan kepalanya lalu melanjutkan bicaranya

" bukan Editor tapi E Di Si On Gandewa jagat. Udah sana deh, mau belajar ini. Lagian kalo bolos terus Nona muda tau bisa bisa di kebiri gue " Arez bergidik ngeri hanya dengan membayangkan nya saja.

" Liat nih si Darya anteng banget dia tidur "

Menoleh kesampingnya tempat Darya duduk sambil menelungkupkan wajahnya di meja.

" Bodo amat lah rez. Lo di kebiri kek dikeburu kek. Gue cabut aja kekantin sekalian mau nyebat, bye..."

" Lo belajar yang bener biar gue gampang nyontek " Kata dewa sambil menepuk pundak Arez sebelum melenggang berlalu untuk menuju kantin.

Arez, Darya dan Dewa memang berada disatu sekelas yang sama.
Mereka bertiga dibilang most wanted sekolah juga bukan, hanya seperti murid biasa pada umumnya.

Hanya saja sedikit menonjol karna Arez yang pintar, ramah tamah, tampan dan jahil, serta di sayang guru meskipun sikapnya kadang suka sedikit kurang ajar pada guru guru di sekolah.

Arez di kenal guru guru disekolah karena dia yang kerap kali menjadi perwakilan perlombaan cerdas cermat atau perlombaan olahraga antar sekolah lain.

Perlu diketahui lebih awal Argya Ezkara Dawala ini bukan anak kolongmerat, yang pergi kesekolah menaiki Lamborghini, Ferrari atau motor besar.

Beserta sifat cool dan arogannya, Arez hanya Arez remaja laki-laki berusia 17 tahun yang hidup dikeluarga cemara yang harmonis dan penuh cinta dengan satu adik laki laki yang 2 tahun lebih muda darinya.

Ayah Arez berjualan ditoko menjual beras serta sembako dan bahan makanan pokok lainnya. Katanya.

Toko keluarganya itu tidak terlalu besar tapi cukup untuk menghidupi kehidupan sederhana keluarga Dawala.

Ibu Arez hanya ibu rumah tangga, tapi sesekali juga menerima pesanan kue jika ada yg memesan untuk acara acara hajatan.

Arez dan keluarga tinggal di Bandung meskipun kedua orang tuanya bukan asli orang Bandung.

Arez sekeluarga pindah keBandung pada awal Arez memasuki sekolah SMP dan Arta adik Arez kelas 4 SD dan akhirnya menetap tinggal di kota yang memiliki sebutan lain kota kembang ini, mereka pindah dari ibu kota Jakarta karena ayah Arez yang lebih suka suasana dan cuaca di bandung dari pada kota metropolitan jakarta yang panas dan penuh polusi.




[]

AREZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang