Part 18 pantang mundur

2 1 0
                                    

.

.

.

.

.

Benar saja Arez datang lagi untuk menunggu Cala diwarung kecil dekat gerbang depan sekolahnya.

Tentu saja masih sama Cala tak menghiraukan Arez, enggan untuk diantar pulang atau pergi ketempat les.

Juga melewatinya begitu saja berpura-bura tak mengetahui jika Arez menungguinya pulang hampir setiap hari akhir-akhir ini.

Hari ini sudah terhitung hari ke10 sejak hari pertama Arez mendatangiku disekolah.

Sampai tak sengaja kulihat beberapa kali dia sudah berbincang akrab dengan ibu penjaga warung atau beberap siswa dari sekolahku.

Dan sekarang Arez ikut duduk di sebelahku dibangku halte dekat sekolah bersikeras ingin mengantar pulang.

" Cala ayo aku anter ya pulangnya. Astrea aku empuk banget loh jok nya "

" Enggak Arez makasih. "

" Cobain dulu deh Cal, beda loh dari yang lain ini. "

Cala hampir saja terkekah mendengar penuturan Arez perihal motor Astrea kesayangannya yang ia beri tahu beberapa hari lalu bernama koko.

" Jok motor sama aja gitu-gitu juga "

" Enggak sama Cala, kalo aku yang boncengin pasti ada manis-manisnya gitu."

" Udah mending lo pulang sekarang aja Arez, jangan gangguin gue lagi. Gue itu sibuk gak ada waktu buat ladenin keisengan lo. "

" Aku serius loh Cala bukan cuma mau iseng aja. Yaudah... kalo gak mau di anter pulang aku temenin sampe Busnya dateng ya? Pulang barengnya kapan-kapan aja."

" iya, dua atau tiga ratus tahun lagi. "

" Akunya udah nggak bisa naik motor dong, udah jadi tanah? "

" ya justru itu. "

" Lucu ih kamu. Duh, jadi mau berkata kasar "
Ujar Arez dengan sedikit terkekah.

Tiba-tiba Cala berdiri dari duduknya karena melihat ada Bus yang mulai mendekati halte.

" Yah... Bus nya dateng. Ya udah, hati-hati ya Cala pulangnya. " Ucap Arez.

" Hemm.. udah sana lo pulang "

" Iya... Aku nanti pulang. Nungguin kamu naik Busnya dulu "

" Gimana maunya lo aja lah, capek. "

Akhirnya Cala menaiki bus setelah berdiam diri sambil menunggu beberapa penumpang lain keluar.

Dari dalam bus aku masih bisa melihat Arez tak beranjak dari tempatnya beridiri sembari memandangi bus yang ku naiki mulai menjauh.

Nggak ada capenya itu orang.

Kita liat sampe mana dia bakal tahan, paling kayak orang- orang ujungnya bakal ninggalin juga.

Karena pertama, cape sama sikap gue.

Kedua karena udah males.


[]

AREZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang