Part 38 Cala jatuh cinta

3 1 0
                                    





Pada akhirnya Cala menyerah. Ia tak dapat menandingi Arez dalam permainan bola basket.

Di saat Arez masih sibuk mengiring bola mendribelnya hingga kearah ring, Cala yang saat itu sudah bermandikan keringat pun tumbang lebih dulu.

Ia menidurkan tubuhnya di atas semen lapangan dengan nafas yang berantakan, memejamkan matanya karena terlalu lelah.
Cala mendengar suara langkah mendekat, namun ia mengabaikannya.

Tenggorokan Cala terasa begitu kering, ia lupa membeli air minum dan ia melihat Arez kini sudah duduk sambil membuka botol air mineralnya.

Cala menatap penuh harap, beberapa kali ia menelan ludahnya dan Arez menyadari itu.

" Kenapa liatin aku? " tanya Arez dengan menyebalkan.

Persetan dengan gengsi, Cala bangun dari tidurnya. Mengusap keringat didahinya sebelum menjawab pertanyaan Arez.
" Bagi airnya Arez, gue kan juga haus. "

" kan tadi kamu gak berhasil nyetak poin, masa mau minta airnya " Jawab Arez sambil tertawa, lalu ia kembali menenggak airnya di depan Cala dengan sengaja.

" kok curang. Perjanjian awalnya kan bukan gitu, kamu cuma minta temenin main aja bukan nyuruh aku buat nyetak poin. " sungut Cala kesal.

"Aku?" tanya Arez sambil tersenyum.

Cala menelan ludah gugup " Gue, gue maksudnya!! "

" Gapapa kalo kamu mau ngomongnya gitu, " balas Arez menggoda. " Aku-kamu, maksudnya. I like aku-kamu. I don't mind. "

Cala melihat ada satu botol air mineral lagi di dalam tas Arez, terlihat masih baru dan belum terbuka "Itu yang itu. Buat aku deh sini. Aku bayarin. " Katanya dengan nada suara yang sengaja ia pelankan, siapa tau Arez iba.

" Enak aja. Ini punya aku juga "

" Itu kan kamu udah minum, bagi lah satu "

" Orang aku gak mau ngasih, maksa banget." Ucap Arez yang membuat Cala mendenus kasar.

" kamu mau air gak?" Arez bertanya sambil mengangkat air mineralnya yang masih baru.

Cala sontak langsung menatapnya dan tersenyum lebar sambil menganggukan kepalanya.

" Sini lah. Masa pisang nyamperin monyet. " Ucap Arez yang langsung membuat Cala mengubah ekspresinya.

" Ngeselin banget sih Arez hari ini kamu, terus kamu nyamain aku sama monyet, gitu? " tanya dengan kesal

" Kalo mau ya sini deketan, kalo enggak yaudah gak papa. Yang haus kan kamu, bukan aku. " Kata Arez dengan wajah menyebalkan.

Demi air Calapun bangun dari duduknya dengan hati-hati, separuh kesal melihat wajah congkak Arez yang begitu menyebalkan hari ini.

Cala hendak menendang bola basket yang tergeletak didekat kakinya ke arah Arez, namun ia malah tegelincir dengan bola basket yang sudah siapa akan ia arahkan pada Arez.

Bagaikan adegan film tubuh Cala jatuh kearah Arez yang sedang duduk tenang.
Dengan sigap Arez menangkap Cala yang condong jatuh kearanya agar tidak jatuh keatas lantai semen.

" Kan, mau iseng si kamu. Kena karma langsungkan." Kata Arez sambil menatap wajah Cala.

" Diem, ayo udah pulang. " Jawab Cala sambil memukul pundak Arez lalu berdiri dan melangkah cepat kearah motor Arez di parkirkan.

" Yahh.. malah salting dia " Cibir Arez.

Arezpun berdiri dan menyusul langkah Cala yang terburu-buru " Cala nih minum dulu airnya, katanya tadi haus. Sama yakult juga nih aku kasih " tawar Arez

" Jangan ngambek dong. "

" Nih minum dulu " Ujar Arez sambil menyerahkan air mineralnya pada Cala.

Cala menerimanya dengan raut wajah kesal namun tetap menengaknya dengan semangat.

" Udah ilang gak hausnya? "

" Hemm.. " dehem Cala.

" Yaudah kalo gitu ayo kita pulang. "

Cala naik keatas motor Arez sambil cemberut. " Ngeselin banget "

Arez menangkap nada jengkel dalam gerutuan Cala. Namun alih-alih meresponnya Arez hanya terkekah ringan karena merasa senang bisa menjaili Cala.

Pemuda itu menyalakan motor dan menunggu sampai Cala duduk nyaman dibelakangnya sebelum ia menginjak gigi motornya dan membawa kendaraan bermesin itu membelah jalanan kota yang sudah sepi.

Keduanya hening sepanjang perjalanan.
Masing-masing membiarkan sapaan angin malam menyapu permukaan wajah mereka dengan tenang.

Tidak ada yang terucap, hingga mereka tiba dilampu lalu lintas kedua dan helm Cala menubruk helm Arez bagian belakang tepat saat Arez menghentikan laju kendaraannya di marka jalan.

Menoleh kearah spion, Arez menemukan Cala menguap kecil sambil mengucek matanya yang sudah terlihat lelah.

" Ngantuk? " tanya Arez

" Hu–um. "

" Jangan tidur dulu. Bentar lagi sampe, bahaya. Ntar bisa jatuh kamu. "

" Ngatukkk "

" Astaga " Arez menggerutu pelan. Arez lalu meraih tangan Cala dan memasukannya kedalam saku hoodie abu-abu yang ia kenakan.

Membuat gadis bertubu mungil tersebut mendaratkan dagunya dibahu Arez.
Tubuh mereka rapat tak berjarak.

Hening menyambut kejadian itu membuat kedua mulut mereka membisu. Masing-masing larut dalam keterkejutan akan tindakan yang spontan dilakukan Arez itu.

Untungnya beberapa detik kemudian, lampu lalu lintas berubah hijau.
Arez kembali melajukan motornya,mengabaikan jeda yang mengudara diantara mereka.

Keadaan membeku untuk beberapa saat sampai Arez merasakan tubuh Cala seutuhnya rileks dipunggungnya, dan dua tangan Cala yang kini berada di saku depan Arez, memeluk pinggang Arez dengan erat.

Jantung Arez berdegup sangat kencang.

" Cala.. "

" Heum," Jawab Cala dengan mata yang terpejam.

" Tolong pegangin aku yang erat ya! "

" kenapa? "

" kalo nggak di peganggin, nanti aku bisa-bisa terbang kaya balon helium doraemon sampe nyasar jupiter."

" Sumpah alay banget Arez "

" Orang jatuh cinta emang suka alay tau, "

" Emang lo lagi jatuh cinta? " Tanya Cala main-main.

" Pake nanya lagi kamu nihh ada-ada aja. Emang gak keliatan apa?" Lanjut Arez " Ayo jadi pacarku cepat! "

" Enggak dulu." Sahut Cala singkat.

" Yahh.. "

Cala terkekah sambil mendekap Arez, mengantarkan getaran keseluruh tubuh Arez yang berlekatan dengannya.

Dan sekali lagi, entah sudah keberapa kalinya, hati Cala menghangat.
Tak ada langgam bahasa lain yang bisa menjelaskan perasaannya saat ini selain :


Jatuh cinta.








[]

AREZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang