part 10 Cantik

2 1 0
                                    



Cantik. Hidung mancungnya yang bangir begitu sempurna melengkapi postur wajahnya yang bulat kecil dengan cara yang tepat.

Pipinya yang terlihat sedikit berisi, mata hazelnya yang bulat berwarna coklat, rambut panjang sepunggungnya yang menjuntai lurus terlihat lembut sedikit diikat kebelakang dengan pita berwarna cream dan bibir kecilnya yang ranum.

Ada beberapa mole kecil dipipi kanannya yang sempat membuat arez terperangah kagum sejenak, namun ia buru buru memutus lamunannya.

Ia tidak bermaksud bersikap kurang ajar dengan memperhatikan penampilan seseorang yang baru di temuinya hari ini, tetapi dia benar-benar mempesona.

Mengenakan seragam sekolah batik berwarna putih bercorak pink dan rok hitam selutut, dengan postur tubuh jauh lebih pendek dibandingkan dirinya dan itu terlihat lucu dimata Arez.

Seragam yang ia kenakan sama dengan seragam dua pria yang baru saja ditemuinya tadi,

jadi arez tebak pasti mereka dari sekolah yang sama yaitu SMK Harsa.

Sungguh ia tak bermaksud diam terlalu lama dengan membiarkan tangan gadis dihadapannya ini menggantung diudara dengan memegang beberapa lembar tisu, tetapi itu yang sedang ia lakukan sekarang.

Salahkan gadis ini berparas begitu rupawan dihadapannya yang seorang pemuja keindahan dunia.

" Oh, iya Thank you " balas Arez sembari menjulurkan tanganya menerima beberapa lembar tisu tersebut.

Setelah Arez menerima tisunya gadis itu hanya mengangguk lalu melangkah pergi meninggalkan Arez yang berdiri mematung ditempat sambil memegangi dada sebelah kirinya.

" Apa apaan nih kenapa gue degdegan serem banget, besok harus minta rekam EKG deh kayanya sama si Dawa "

" masa kaya gitu doang lemah banget, gak beres ini " maki Arez pada dirinya

" Terkutuklah orang baik yang cantik, gue lemah gue lemahh..."

" Sadar Argya Eskara.. Sadar..." ucap Arez pada dirinya sendiri sambil sedikit memukul pipi kirinya guna mengembalikan kesadaran diri.

Di tengah monolog Arez pada dirinya sendiri,
kemudian tiba-tiba terdengar suara dari pengeras suara meminta semua orang berkumpul dilapangan terutama peserta lomba.


Arez buru-buru berlari menuju lapangan sambil memasukan beberapa lembar tisu yang ia pegang kedalam kantong celana dan meningalkan pikirannya tentang gadis yang baru saja ia temui sampai juga melupakan baju seragam depannya yang kotor terkena tumpahan minuman coklat tadi.

.

.

.

.

.

AREZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang