Arez terlalu fokus dengan tugasnya yang tinggal tiga soal, sehingga saat kembali menengok ke arah Cala sedikit membuatnya cukup terkejut.
Karena melihat Cala yang menelungkupkan kepalanya diatas meja bertopang tangan terlipat dengan mata yang terpejam.
Tidur ya dia, cape banget kayanya. Sampe bisa ketiduran sambil duduk.
Arez menelan ludahnya dan tangannya terkepal tanpa ia sadari.
Dalam diam memperhatikan Cala yang tertidur di meja diatas buku-buku miliknya.Mungkin apa yang Arez lakukan sekarang sedikit menyeramkan kalau sampai ada orang lain yang mengetahuinya.
Arez juga beresiko tertangkap basah oleh Cala sedang memandang seperti ini, tetapi ia penasaran.
Arez belum pernah berkesempatan melihat Cala dengan begini seksama tanpa khawatir gadis ini akan menyadarinya.
Siapapun yang melihat Cala bahkan sekilas saja akan langsung menyadari jika bahwa dia rupawan.
Rambut Cala yang tebal dan selalu di tata rapi dengan pita ke arah belakang menyisakan beberapa helai anak rambut di depan yang dibiarkan jatuh dengan santai.
Lalu ada juga beberapa detail fisik lainya.
Bulumatanya yang panjang dan lurus, hidungnya yang mancung, serta tahi lalat yang berada di pipi kanannya sejejer mengarah kedaun telingan. Unik.Arez mengerdip lalu mendenguk lagi, ia tahu harusnya ia berhenti.
Arez bukan orang yang tidak tahu sopan santun, dan ia yakin tidak ada orang yang suka diperhatikan ketika tidur.
ini kan bukan salahnya, siapa suruh Cala menawan
Tetapi Arez tetap memutuskan untuk memalingkan wajahnya supaya ia berhenti memandang.
Baru beberapa saat Arez menyadarkan dirinya, tiba-tiba Arta datang sambil berteriak memanggil sang bunda dari arah pintu yang membuat Cala terlonjak kaget dan langsung bangun dari tidurnya.
" Ehh.. Abang. Bunda mana? "
" kamu tuh kebiasaan teriak-teriak kalo baru pulang, dikira ini hutan apa. " decak Arez sebal
" kan nyari bunda. Eh siapa nih bang? " tanya Arta sambil melihat ke arah Cala.
" Cala, masih temen abang! " jawab Arez seadanya
" kok masih, gimana sih?. Arta bingung gak paham, "
" kalo gak paham ya udah sana masuk, langsung makan. Bunda kepasar sama ayah beli bahan kue " Ucap Arez sambil mendorong badan Arta untuk masuk kedalam kamarnya.
Cala yang masih setengah sadar hanya terkekah ringan mengamati interaksi dari kedua kaka beradik ini.
Dalam hatinya muncul sedikit rasa iri karena dirinya tidak pernah merasakan hal semacam itu seumur hidupnya karena merupakan anak tunggal.Sampai Arez hadir di dalam hidupnya, ia hanyalah seorang penyendiri yang merasa cukup dengan hidup tanpa orang lain yang menemaninya.
Cala menengok ke arah jam dinding yang tertempel di tembok rumah Arez, ternyata siang hari sudah hampir berakhir.
Arez menyengir, dihampirnya Cala yang masih duduk dan mulai merapikan buku-bukunya memasukan kembali kedalam tas.
" Loh mau kemana? " tanya Arez bingung
Mendengarnya, Cala kemudian berhenti untuk menoleh. " Mau pulang lah " ujarnya
Cala mengambil gestur untuk berdiri sebelum lenganya di tahan oleh Arez " Pulang kemana sih? "
" Ya pulang kerumah. "
" Loh bukannya kamu udah pulang "
Cala mengangkat alis. Bingung.
Arez menunjuk dirinya dengan senyum yang lebar " Aku kan rumah kamu. "
Cala nyaris menyiptakan tawa geli mendengar kalimat dari Arez, namun di tutupi dengan dengusannya.
" Basi banget gombalan lu. Alus, bener. Fuckboy instagram ya lo" tuding Cala.
" Bukan. Aku fuckboy Calya Derana aja " jawab Arez sembarang
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
AREZ
Teen FictionAku ingin menulis banyak hal tentangmu. Tentang bagaimana lucunya kita bertemu, Tentang aku yang tak bisa berhenti mengagumi, Tentang jutaan hal kecil yang membuatmu sempurna di mataku, Tentang diriku sendiri yang percaya bahwa kamu adalah hal ter...