.
.
.
.
Arez, Darya serta Dewa berjalan beriringan menuju parkiran sekolah.
" Dar jadi papa lo jemput? " tanya Dewa
Darya menggangguk sembari memasukan handponenya kedalam saku " hooh dikit lagi sampe depan gerbang sih nih, baru aja ngechat "
Arez mengerinyit bingung karena tidak biasanya darya di jemput oleh sang papa
" mau pada kemana sih emang?, tumben bener? "" kurang tau juga sih gue, ada acara keluarga katanya. Makanya di jemput biar langsung pulang jadi gak kelayapan dulu "
" oohh yaudah kalo gitu, nebeng lah aing sama lo rez " ucap Dewa.
Arez langsung menoleh kaget kearah Dewa " Hah nebeng naon? "
" nebeng pulang kerumah lah "
" ihh anjir aing ada urusan wa "
" ah anjir tega lo ya rez sama gue "
" mau nyamper si Cala lagi ya lo? " tuding Darya.
" hehehe... iya, sory ya Gandewa. Pliss lah ya temen lo ini mau PDKT dulu, masa lo tega " sahutnya
" sabar ya wa, emang gebetan nomer satu. Temen mah dilupain " cibir Darya pada Arez
" males aing kalo ada kecemburuan sosial gini mah ah " kata Arez lagi dengan wajah yang di buat-buat agar terlihat sedih.
Lanjutnya " lagian motor maneh kemana si wa? "
" service biasa "
" mobil? "
" bapak lo tiba-tiba bangkrut apa gimana wa? " tanya Arez
" amit-amit anjing "
" iya anjing jangan kaya orang miskin lah " Darya menimpali
" belagunya keluar " ucap Dewa
Darya tergelak ringan " aing mah belagu juga sesuai realita atuh bro ah "
" ingat dar segala sesuatu hanyalah titipan semata "
" Allahu Akbar Arez takbir "
Dewa bersunggut seolah merajuk pada Arez " terus kumaha aing ieu pulangnya "
" gojek banyak Dewa tong rudet " sahut Darya.
" kaya orang kudet wae si Dewa " timpal Arez.
.
.
.
.
." Hai, " sapa Arez dengan senyum begitu canggung ketika pandangan keduanya saling bersinggungan.
Raut datar dihadapannya ini membuat dirinya sedikit mati kutu karena mendapat reaksi apa yang sudah ia bayangkan di perjalanan menuju sekolah Cala sebelumnya.
Menelan ludah susah payah ketika Cala hanya melengkah melewatinya tanpa membalas sapaan darinya sepatah katapun.
Seolah Arez hanya angin lalu yang sama sekali tidak terlihat eksistensinya.
" Cal..." panggil Arez mencoba peruntungan.
Cala berhenti melangkah. Memutar sedikit tubuhnya menatap ke arah Arez. "Lo bisa pulang. " Lanjutnya "Jangan pernah ganggu gue lagi bisa dan gak usah sok peduli. " ucap Cala dengan nafas yang memburu.
Keduanya masih berada di depan gerbang sekolah Cala yang sudah sangat sepi.
Karena memang jam pulang sekolah sudah lama terlewat dan dengan bebalnya Arez tetap nekat menunggui Cala di depan gerbang hanya bermodalkan keyakinan jika Cala belum pulang dari sekolah.
Dan sepertinya hari ini keberuntungan sedang berpihak pada Arez, karena benar saja Cala belum bulang.
Berjalan keluar dari sekolah menjadi murid paling akhir pulang seperti biasanya, di saat murid lain bergegas ingin cepat kembali kerumah.
Entah apa yang membuat Cala betah berlama-lama berada di sekolah, pikir Arez.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREZ
Teen FictionAku ingin menulis banyak hal tentangmu. Tentang bagaimana lucunya kita bertemu, Tentang aku yang tak bisa berhenti mengagumi, Tentang jutaan hal kecil yang membuatmu sempurna di mataku, Tentang diriku sendiri yang percaya bahwa kamu adalah hal ter...